t w e n t y s e v e n

6.7K 329 42
                                    

"Tunggu, tetap disini."

Suara lelaki tua itu membuatku memberhentikan langkahku, sontak aku membalik tubuhku lalu memberinya tatapan bertanya. "Ada apa lagi, tuan Khan?" Tanyaku malas. "Tidak ada, masuk lah sayang." Sambar Zayn sembari mendorongku menjauh dari ruangan itu.

Aku putuskan untuk kembali ke kamarku dan membersihkan tubuhku, walaupun rasanya aku ingin terbang saja karena kakiku dan selangkanganku terasa tidak enak untuk digerakan, sialan.

Setelah selesai berpakaian, aku tidak ada niatan untuk kembali kebawah dan menontoni perkelahian antara anak dan ayahnya, mungkin itu privasinya dan aku tidak berhak ikut campur. Yang kulakukan hanya mengambil ponselku, lalu membuka aplikasi twitter yang sudah lama ku abaikan.

@NJamesHoran

kita mulai permainan ini dan aku akan memenangkanmu kembali ;)

Ck, ia pasti sedang bertaruh dengan teman-temannya untuk mendapatkan seorang jalang. Tapi dengan membacanya ulang, ada sesuatu perasaan yang aneh. Tidak, bukan cemburu atau apa, tapi ini aneh. Ah sudah lah, lebih baik aku pergi ke bawah dan mengecek kembali keadaan Zayn dengan ayahnya. Bagaimana jika Zayn sedang menguliti ayahnya? Kan seram juga, tidak boleh terjadi.

Setelah turun menuju lantai bawah, aku hanya menemukan Zayn sedang berdiam dalam lamunannya. Dimana pria tua itu? Apa Zayn sudah membunuhnya, lalu membuang jasadnya? Tidak-tidak, tidak ada darah atau barang pecah disini, semua baik-baik saja, kecuali... Zayn?

"Zayn, kau oke?"

Zayn terlihat tersentak dengan kehadiranku yang tidak ia sadari sedari tadi, ia kenapa?

"Ah um ya, aku oke. Hey, omong-omong apa aku sudah memberi tahumu kalau pagi ini kau cantik?"

"Jadi hari sebelumnya aku tidak cantik? Eh, tapi tunggu, kau mengalihkan pembicaraan, tuan."

Zayn hanya menatapku lekat-lekat lalu mendekatiku dan melumat bibirku. Langkahnya mengikuti langkah mundurku yang membuatku terpojokan di dinding putih ruang tamu. Tangan kirinya mendorong tengkukku agar lebih dalam membalas ciumannya yang memabukan.

"Kau terlihat lebih cantik pagi ini, setelah aktifitas semalam."

Aku tidak membalas ucapannya, aku hanya menikmati bibirnya yang sedang bermain di leherku. Hisapan demi hisapan kuterima dan menimbulkan sensasi panas yang membuatku berhasi mengerang. Pertanyaan-pertanyaan yang ada di otakku serasa hilang seketika dengan sentuhannya.

Bibirnya kembali keatas mengecup hidungku lalu kembali melumat bibirku. Aku bisa melihat senyumnya yang sangat manis, aku sangat menyukai momen seperti ini. Lidahnya menjilati bibir atas dan bawahku secara bergantian dan menggoda. Dengan gemas, aku menarik lehernya lalu melumat bibirnya dengan lembut. Ia membiarkanku melakukan aktifitasku dengan senyumnya yang belum luntur dan itu membuatku ikut tersenyum.

Aku membalik posisi kami, sekarang ia yang ada di dinding dan aku yang menciumnya. Tangannya merangkul pinggulku dan menempelkan tubuhku dengan tubuhnya. Desahan diikuti tawa keluar dari mulutku saat ia meremas bokongku nakal, sialan. Dengan jahil, aku sengaja menekankan tubuh bawahku pada selangkangannya yang membuat ia mendesah. Gesekan yang kuberikan membuat wajahnya terlihat tidak berdaya dan erangan-erangan kecil yang keluar dari mulutnya membuat suasana disini semakin panas.

Aku menarik tangannya ke atas dan mencekal kedua tangannya lalu melanjutkan aktifitasku tanpa gangguan darinya. Entah mengapa, sekarang aku merasa senang melihatnya dibawah kontrolku. Aku melepas tangannya lalu membalik tubuhku dan menempelkan bokongku tepat di atas tonjolan keras yang ada di balik celana jeansnya.

Zayn menggerak-gerakan pinggulnya yang membuatku ikut mengerang. "Oh..Barbara kau sangat nakal, dry sex hm?" Bisiknya di telingaku dengan suara beratnya yang membuatku sedikit merinding. Tangannya melingkar kembali di punggulku lalu mengentakan miliknya yang masih terbungkus celana ke bokongku yang terbalut rok hitam pendek. Bibirnya menghisap kulit leherku yang membuatku semakin menggila, ini sangat nikmat.

Harlot | z.mWhere stories live. Discover now