f i v e

9.8K 421 16
                                    

Zayn's POV

Aku terbangun disamping Barbara yang masih tertidur lelap. Ia nampak cantik jika kulihat-lihat, tapi tetap saja ia jalang murahan. Aku teringat bagaimana cara ia menenangkan ku semalam, ia sangat mengetahui kelemahan ku yang satu itu.

Aku terlonjak bangun mengingat omongan Harry semalam yang membuat emosiku sampai ke ubun-ubun.

"Zayn, ayahmu sudah bebas dari penjara."

Sialan, kenapa bajingan itu bisa lepas dengan mudah?

"Bukankah hakim memberinya hukuman mati?" Tanyaku dengan penuh selidik. "Iya aku tahu itu. Tapi entahlah, seseorang menebusnya dengan uang yang sangat banyak." Apa?

"Tapi siapa?"

"Zayn? Kau sudah bangun?" Barbara menyadarkanku dari lamunanku. "Ah iya, apa aku membangunkanmu?" Tanyaku dengan nada yang lebih lembut dan semanis mungkin, entahlah. Ia hanya menggeleng pelan dengan senyum manisnya, oh ayolah Zayn ia tidak lebih manis dari gula. Omong-omong aku tidak suka gula sebenarnya.

"Morning kiss?"

Aku hanya mengangkat alisku sebelah tidak mengerti. "Uh kau tidak menerima ciuman pagi dipagi hari ya? Maaf." Dengan cepat aku mencium bibirnya. Awalnya aku melihatnya terkejut, tapi tak lama ia membalas ciumanku.

Aku menurunkan ciumannya ke leher putihnya, masih wangi mawar seperti kemarin. Aku terkekeh saat aku mencium titik nya dan ia mendesah pelan. Desahannya sangat merdu, berbeda dengan semua jalang yang pernah ku tiduri dan ku siksa tentunya.

"Cukup Zayn, aku mau mandi."

Aku menahan tubuhnya lalu mengangkat tubuhku menjadi di atasnya. "Sshh aku akan membayar yang semalam." Aku melumat bibirnya sembari meremas dadanya yang pas di tanganku. Rasanya sangat manis walaupun baru bangun tidur.

Tangannya meraba dadaku lalu membuka kancingku satu per satu. "Aku suka badanmu." Bisiknya pelan sembari terkekeh pelan. "Ya, aku juga menyukai badanku." Tawanya lepas dan terhenti saat aku menyentuh miliknya dari luar.

"Apa aku sangat berisik?"

"Tak apa aku menyukai itu, hitung-hitung kita bisa mengenal satu sama lain sambil bercinta?"

Tawanya kembali meledak tapi kali ini diikuti dengan desahan-desahan nikmatnya. Aku memutar-mutar kecil ibu jariku di klitorisnya yang membuat ia mengelinjang hebat. Baru sebentar aku bermain dengan klitorisnya cairan pertamanya sudah keluar sedikit banyak.

[A/N: paan yeu sedikit banyak ngakak.]

Karena melihat wajahnya yang sudah tidak tahan dan ia menggigit bibirnya nakal, aku merasa sesak dibawahku. Diam-diam tangannya menyentuh dan memijit batangku dari luar. "Shit." Gumamku pelan yang lebih terdengar mendesah. "Daddy aku mau itu." Ucapnya dengan nada yang dibuat-buat, astaga aku semakin tidak kuat.

Dengan sigap aku mengambil borgol yang sudah siap di nakas samping ranjang. Aku terbiasa menyimpan borgol ataupun alat lain di nakas kamar tertentu, tentunya untuk keperluanku bercinta.

Aku memborgol kedua tangannya ke besi ranjang yang terdekat lalu mengikat kedua kakinya ke besi yang lain. Sekarang tubuhnya terekspos bebas dihadapanku, ia terlihat semakin seksi. "Apa yang kau lakukan, Daddy?" Tanyanya dengan malu-malu.

"Ikuti saja permainanku, kitten."

Aku mulai membelai wajahnya lalu melumat bibirnya dengan lembut. "Kurasa kita akan berkenalan nanti, just focus on me." Ucapku disela-sela ciuman kami. Setelah puas dengan ciumannya aku menurunkan ciumanku ke lehernya lalu berhenti di dadanya.

Aku memelintir putingnya perlahan yang membuatnya mendesah kecil. Ibu jariku mengusap pelan putingnya yang membuat putingnya semakin menegang, oh aku suka itu. Aku melumat dadanya secara bergantian dengan penuh nafsu dan hasrat.

Desahannya berhasil membuatku menggila, ia mengikatku. Desahannya sangat berpengaruh pada diriku, apa-apaan ini? Aku meremas pelan dadanya lalu turun ke perutnya dan terus menuju selangkangannya yang terbuka bebas.

Aku memindahkan posisi tubuhku menjadi menghadap tepat di depan vaginanya. Ia mendesah pelan saat aku mendengus geli saat di depan vaginannya. "Hentikan itu, daddy!" Teriaknya saat aku meniup-niup pelan vagina basahnya. Aku hanya terkekeh sejenak lalu mencium vagina dan menjilati vaginanya yang sudah basah itu.

"Ah!"

Aku menggerakan lidahku keluar masuk di liangnya. Sesekali aku menggigit kecil klitorisnya dan ia hanya menjerit penuh nikmat. Aku membuka resletingku dan mengeluarkan batangku dari kandangnya. Sial, aku sudah sangat tegang.

"Kau mau ini, kitten?"

Ia mengangguk cepat dengan mata yang berbinar saat melihat milikku.

"Kita akan lanjutkan malam nanti, sekarang kau mandi dan bersiap untuk kerumahmu dan meminta izin pada ibumu untuk tinggal di rumahku, okay?"

-

Gue tau ini late update, gantung lagi ya gak? HAHAHA

Ide gue buntung, coba pada vomments jadi gue semangat nulis.

Oiya makasih 1k viewersnya sayang<3

Love.

Harlot | z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang