s i x t e e n

7.1K 361 43
                                    

Zayn's POV

Sudah hampir lima belas menit Barbara belum kembali juga, ia membukakan pintu atau sedang bercinta dengan Harry?! Saat aku akan membuka pintu berniat menyusul Barbara, pintu terbuka lebih dulu dan menampakan Harry dan Barbara yang sedang menangis--menangis?

"Barbara kau menangis? Kau apakan dia, huh?!"

Aku menarik ujung kaus yang dipakai Harry, enak saja ia menyakiti Barbara ku. "Tanyakan saja pada orang yang baru saja menjengukmu, aku tidak bermacam-macam padanya." Menjengukku? Tapi siapa? "Siapa yang menjengukku? Aku hanya diam di balkon menunggu Barbara kembali, dan ia kembali bersamamu dalam keadaan menangis? Kau kenapa, sayang? Jelaskan semua padaku." Aku beralih memandang Barbara dan menghapus air matanya yang terus turun.

"James tadi menjengukmu, bodoh. Kau lupa?"

Jangan-jangan... Sialan kau keparat! "Apa yang sudah ia lakukan padamu? Ceritakan padaku semua, biar aku membalasnya!" Barbara tidak menjawabku tapi langsung memelukku erat, ah sialan ia membuat leherku tersentak.

"Dimana dia sekarang?!" Ucapku dengan sedikit berteriak. Apa lagi yang ia lakukan pada Barbara? Lihat saja jika aku menemukanmu, pirang bodoh. "Memangnya ada apa? Hanya seorang James Horan, tidak perlu kau urusi." Aku membawa Barbara berbaring di kasurku dengan susah payah karena benda sialan yang menempel di leherku.

"Ia yang membuatku seperti ini, ia juga akan merebut kembali Barbara dariku!"

Harry membulatkan matanya tidak percaya, dasar bolot apa ia tidak mengerti selama tiga hari ini. Oh iya, aku kan memberitahunya bahwa Niall yang membuatku seperti ini. "Kau bilang Niall?" Ingin rasanya tanganku menghantam wajahnya.

"Niall James Horan."

-

Sudah seminggu aku tidak mendengar kabar dari Niall atau James, terserah lah. Harry sudah mencari ke seluruh pub dan pesta perbudakan yang biasa ia kunjungi, tapi hasilnya nihil.

Bukannya merasa senang atau bebas mendengar hilangnya bajingan itu, tapi itu semakin berbahaya. Rasa panik dan khawatir saat aku meninggalkan Barbara sendiri di rumah itu selalu menghantuiku. Bagaimana jika ia tiba-tiba datang lalu memperkosa Barbara dan membawanya pergi lalu mereka menikah dan mempunyai anak? Tidak, itu tidak boleh terjadi, Barbara hanya milikku.

Setelah kejadian minggu lalu, Barbara baru mau menceritakan kejadiannya dua hari setelahnya. Enak saja ia melakukan hal seperti itu pada kekasihku, maksudku Barbara ku. Demi Tuhan aku akan menghajarnya, bahkan aku akan membunuhnya. Tidak, sebelum membunuhnya aku akan menyiksanya terlebih dahulu. Terlalu enak jika ia mati dengan mudah, ia harus merasakan menderita dulu sebelum aku mencabut nyawanya.

Aku tidak main-main dengan ucapanku yang satu itu, aku akan benar-benar menyiksanya, camkan ucapanku yang tadi. Jangan pernah bermain-main denganku jika tidak mau berakhir di ruangan kesayanganku. Apa kalian kira Barbara sudah membuatku memberhentikan hobiku yang itu? Tidak, itu semua salah. Bahkan aku sudah menghabisi delapan ekor kucing dan anjing belakangan ini secara diam-diam.

Tidak perlu takut, aku belum menyiksa Barbara. Ingat, hanya belum.

-

Gue tau ini pendek n ga&ta banget, tapi yang penting gue udah dabel malem ini ya ga?

Ah jen lu jadi serem lagi kan, jadi takut gue nulisnya.

He he he

See ya next chapt!

Eh btw baca ff baru gue yang Runaway sama sequelnya ya, leave vomments yea. Duh gue cerewet amet udah sering promote lagi.

Yang baca make out, sorry gue keabisan ide jadi gue ga lanjut dulu beberapa minggu ini, sorry ):

Love ya!

Oiya gue makasih buat readers2 kesayangan gue yang aktif terus support gue yang ingetin kesalahan gue yang ngasih masukan ah gue makin cinta deh. Tapi gue makasih bangett astaga kaliann💗💗💗 suka buat gue senyum senyum sendiri wkwk.

Aku cinta kalian semua❤️

Makasih buat waktunya udah baca ini, gbu all.

Harlot | z.mWhere stories live. Discover now