"Gimana kalo kita taruhan ? Mo gak? Biar lu ngerasain jadi gue. Tapi kalo emang lu menang. Gue kasih mobil gue yang lu mau waktu itu. Tapi lagi nih, Gue kasih lo waktu 2bulan.Berani gak lu?" Tanya Rendi menantangku.

"Mana ada sih cewe yang gak terpesona sama gue. Beneran nih mobil yang gue mau?"kataku percaya diri.

"Beneran anjing. Gue yakin Nadia gak bakal kemakan sama gombal receh lo. Coba aja emangnya dia pernah ngegodain lu? Trus lari lari ngejar lu?Teriak teriak nama lu pas lu lagi jalan?"Kata Rendi yang benar adanya.

Adanya, ngomel mulu. Kalo lagi sedang godain ia malah melirikku seperti ingin memakanku. Membayangkan tatapannya saja kadang membuatku bergidik .

"Iya juga sih. Ini malahan gue diomelin mulu ketemu dia. So jual mahal banget sih sama gue. Liatin aja dia bakalan gue bikin bertekuk lutut sama gua." Kataku dengan penuh tekat.

Rendi yang melihatku seperti ini malah tertawa sampai memegang perutnya. Kenapa dia tertawa senang sekali? Apakah ada yang lucu?

"Gue baru mmppptt kali ini hahahahah mmpptt-"

"Apaan sih lu. Ngomong yang bener ah. Udahlah gue mau ke kelas aja." Potongku.

"Woy kalo berhasil gue kasih mobil. Semangat sob." Teriak Rendi yang masih menahan tawanya. Saat aku sudah berada di ujung kantin. Aku hanya mengacungkan jempolku untuk merespont nya.

Pertama tama gue harus bikin dia jatuh cinta sama gue Batinku yang sedang berfikir.

Saat aku sedang menaiki tangga. Aku melihat buku yang sedang aku pegang sambil membolak balik halamannya yang masih banyak tidak terisi. Setelah bosan, aku membuka buku satunya lagi. Aku melakukan hal yang sama. Tetapi, terasa ada yang janggal. Apa ya? Oh iya tugas.

"Mati gue." Kataku sambil menepuk jidat.

Aku langsung berlari kencang sampai di ruang kelas. Setelah itu aku buru buru mengerjakan tugas dengan tulisan yang mungkin tidak terbaca sama sekali.

Entah mengapa aku bisa memilih jurusan IPS. Padahal nilai IPA ku saat itu mendekati angka sempurna 9,80 dengan nilai matematika 9,75. Tapi mengapa aku memilih jurusan IPS? Sudahlah itu hanya tuhan yang tau.

"Riz gece nulisnya. Pak hasan udah ada didepan." Kata Adit dengan tepukan di punggungku.

Aku menulis dengan tulisan yang hanya sebatas garis dan pola melengkung naik turun.

"Selamat pagi anak anak. Cepat siapkan buku kalian dan mulai doanya." Kata Pak hasan di depan pintu.

ah sial, ngapain sih tuh si botak silo pake masuk !! batinku berceoteh ria

"Mati gue." Gumamku karena aku baru mengerjakan 7 soal. Shit.

"Berdoa mulai." Ucap David yang menjadi ketua kelas .

"Selesai." Ucapnya setelah 3menit.

"Anak anak kumpulkan tugasnya sekarang!!!" Kata Pak Hasan dengan lantang.

Aku hanya pasrah dengan tugasku. Tak apa lah hanya dihukum hormat 3jam saja.

"Fariz!!! Maju kamu kedepan." Kata Pak Hasan dengan urat di zidatnya.

"Napa pak?" Kataku santai.

"Napa napa. Mana ini tiga soal lagi? Mana jawabannya?" Tanya Pak Hasan dengan urat di seluruh tubuhnya.

"Hehehhehe ada pak itu." Kataku disertai dengan tawa seluruh kelas yang melihat pak hasan mempercayai ucapanku sambil mengulang ngulang berhitung mengecek buku tugas.

Pak Hasanpun langsung melirik seisi kelas. Suasana pun hening lagi. Walau masih ada saja yang menahan tawanya sampai mukanya memerah.

"Apa apaan kamu Fariz. Kamu mau membohongi saya lagi?" Kata Pak Hasan semakin menjadi jadi.

My BadBoy Only One [slow Update]Where stories live. Discover now