"Kamu mau jadi apa berkelahi seperti ini? Kamu gak ada capek capeknya Fikri membuat onar disekolah ini. Kamu juga Gilang kenapa kalian bisa seperti ini. Saya tidak habis pikir biang keladi yang biasa mengusik ketenangan saya, berkelahi. Ada apa dengan kalian? Kalo ditanya itu jawab Fikri!!Gilang!! Saya sedang berbicara dengan kalian. " Tanyanya lembut walau masih ada rasa marah didalam perkataannya. Kurasa moodnya sedang membaik tidak seperti biasanya.
Aku dan Gilang hanya diam bergeming mendengarnya. Merasa pertanyaannya tidak dijawab sama sekali dia bertanya sekali lagi kepada Gilang.
"Dan kamu Gilang kenapa kamu bisa seperti ini?" Tanyanya lagi.
Gilang yang ditanya hanya menunduk tanpa mau menjawab pertanyaan yang menurutku tak penting sama sekali untuk dijawab.
"Jika saya sedang bertanya harap dijawab Tuan Fikri dan Tuan Gilang atau masalah ini saya akan menelfon orang tua kalian." Tanya Pak Yanto lagi.
"Gausah manggil orang tua saya pak. Saya tidak akan mengulanginya lagi Pak. Maaf." Ucap Gilang pada akhirnya.
Pak Yanto pun beralih menatapku. Aku pun pasrah dengannya. Tak biasanya aku seperti ini menurut padanya sedangkan hampir setiap hari aku selalu membantahnya bersama dengan Gilang tetapi sekarang lihatlah. Kurasa percuma untuk mengekangnya.
"Iya pak. Saya juga minta maaf."
"Baiklah sekarang kalian ceritakan masalah ini." Ucap Pak Yanto.
Aku langsung menatap Gilang mengisyaratkan agar dia yang menceritakannya.
Diapun langsung membuka mulutnya."Masalah lelaki Pak. Saya harap bapak mengerti."
Pak Yanto yang mendengarnya langsung memegang kumisnya sambil memamerkan senyumnya.
"Yasudah baiklah. Sekarang kalian lari keliling lapangan 10 kali dan bersihkan gudang belakang sekolah. SEKARANG!!" Ucap Pak Yanto teriak di akhir kalimatnya membuatku dan Gilang berdiri kaget.
Akupun langsung keluar yang diikuti oleh Gilang dibelakangku. Saat aku menatapnya dia langsung membuang muka. Aku bingung akan sikapnya yang berubah untuk kali ini.
"Lari sekarang. Kenapa kalian malah diam seperti itu." Suara Pak Yanto menggelegar seantero sekolah.
Aku langsung berlari ke lapangan yang luasnya bikin tarik napas mulu. Aku melihat Gilang yang sudah berlari mendahuluiku membuatku mengikutinya dari belakang.
"Gue harap lu gak ada nyimpen rasa sama Dinda. Lang"Ucapku tiba tiba.
Gilang yang masih berlari di depanku langsung menolehkan kepalanya dan kembali menghadap kedepan.
"Kalo ucapan yang lo bilang tadi bener. Apa lu bakal lebih menghormatinya selayaknya perempuan pada umumnya?" Tanyanya membuatku mencerna setiap ucapannya.
"Lo suka dia?" Tanyaku meyakininya.
"Iya, gue suka dia. Mungkin rasa suka itu udah berubah jadi rasa sayang gue ke dia. Sebelum dia berubah jadi kayak gini." Ucapannya di akhir putaran. Dia pun terduduk setelah selesai diikuti olehku. Dia hanya menatapku setelah itu tanpa mau berbicara.
Aku yang mendengar pernyataannya membuatku tak percaya. Ternyata Gilang yang ku pikir menyukai Annisa cewe manis serta pendiam di kelas karna aku lihat beberapa kali Gilang menggodanya.
"Gue fikir lo suka Annisa lang. Ternyata-" sebelum aku menyelesaikan ucapanku Pak Yanto kembali bersuara.
"Setelah kalian berlari. Kalian berdua hormat di bawah tiang bendera sampai bel pulang sekolah berbunyi. Sekarang!!" Tegas Pak Yanto yang mengintrupsiku.
YOU ARE READING
My BadBoy Only One [slow Update]
Teen FictionKetika hati kamu mulai menjatuhkan dirinya pada sosok yang sudah menjatuhkan hatinya di tempat lain. Apakah kamu sanggup mengubah tempat lain itu menjadi tempatmu ? Atau Menyerah dan mengubah haluan ? TERIMAKASIH yang udah nyempetin waktunya!!!
Part5
Start from the beginning
![My BadBoy Only One [slow Update]](https://img.wattpad.com/cover/70329865-64-k75491.jpg)