Part1

43.9K 934 32
                                    

Nadia POV

Saat aku melewati koridor dekat dengan taman belakang sekolah. Aku melihat dua anak laki laki dari kejauhan yang sedang mengobrol. Aku terlonjak melihat salah satu dari mereka memukul tembok yang tidak bersalah disampingnya. Aku terus berjalan mendekat ke arah mereka karna tidak mungkin aku muter arah dengan jarak yang cukup jauh. Suara mereka terdengar jelas saat ini.

"Bangsat, mana sini duit lo." Apa apaan kok malah malakkin sih

"Se-serius, sa-sa-saya gak punya duit"ucap cowo berkacamata

"Hmm. Mau ngasih duitnya atau lo gue kasih ini"ucap cowo urakkan sambil menunjukan kepalan tangannya didepan cowo bekacamata

"Ma-maaf saya gak punya duit. Be-beneran"ucap cowo berkacamata itu dengan wajah pucatnya.

" Percuma ternyata ngomong baik baik sama lo."Ucap cowo urakkan itu langsung memberikan pukulan tepat diwajah cowo berkacamata itu tanpa ampun

Saat melihat itu semakin sengit Nadia langsung berlari kearah dua anak cowo itu. Aku langsung menangkis tangan cowo urakkan itu yang bersiap memberi pukulan lagi. Tatapan matanya menajam.

"Lo siapa sih? Gak usah nyari ribut disini!" Kataku dengan tatapan membunuh. Seenaknya dia berantem di lingkungan sekolah.

"Lo yang siapa? Gue yang berantem!! Kenapa lo yang kesel? Emang nya ini sekolah punya nenek moyang lo? Enggakkan."Katanya sambil memegang kerah baju laki laki yang berada di depannya.

"Heh, mau ini sekolah punya nenek moyang gue kek. Gue gak peduli!! Tapi lu ngalangin jalan gue." Kataku sambil menunjuk jari telunjukku ke depan wajahnya.

"Suka suka gue lah !!!"Teriaknya sambil melepaskan pegangan tangannya yang berada di kerah baju laki laki itu. Kurasa aku mengenal laki laki berkacamata itu, anak
X IPA 1 kalo tidak salah.sedangkan yang berdebat denganku ini aku tidak tahu.

"Apasi teriak teriak kuping gue ga budek kali" Kataku dengan sinis

"Lah,Riz. Ada apaan? Tumben lama amat lu ngeberesin satu anak doang." Ucap temannya yang baru saja datang dari arah belakangku.

Nih lagi satu, temennya ngapain lagi. Batinku yang sudah berceloteh ria.

"Nadiaaaaaa!!"

Tiba tiba teriakan yang sudah aku hafal siapa itu membuatku menggeram kesal. Kenapa nih orang datengnya ga tepat banget sih.

"Oh jadi nama lu nadia?"gumamnya yang masih bisa terdengar.

"Nad, gue kira lu udah di kantin."Kata Putri temanku saat pindah ke sekolah ini.

"Udah ah. Mau ke kantin kan?" Kataku mengalihkan.

"Iya. Gue laper banget sumpah. Gece Nad" Kata Putri bersemangat. Lalu, menarik tanganku cepat. 'Ck, yang ngajak kan gue kenapa dia yang heboh.'

Sebelum aku pergi meninggalkan cowo urakan itu. Aku menatapnya sengit. Lihat saja jika ia berani bertindak kasar didepanku lagi,tak segan segan ku potong potong badannya itu.

"Yang tadi siapa Nad?" Ucap putri dengan tatapan yang --- ah sudahlah

"Kok lu tadi marah marah ama dia? Tapi tadi ganteng banget asli. Anak IPS kali ya? Gua kalo anak IPS banyak yang ga gua kenal." Lanjut Putri yang diikuti senyumnya

"Bodo amat anjir." Ucapku jengah.

Pasalnya cowo urak urakan, ngeselin dan udah gitu ngomong pake teriak teriakan dibilang ganteng. Tapi emang--- lumayan sih.

"Iya. Trus kenapa? Bener kok dia ganteng, trus lucu, gemesin gitu, manis juga trus dia tuh badboy badboy gitu. Suka deh gue liatnya. Tuh liatin deh Nad cool banget kan? " Tanya Putri dengan tampang begonya menatap ke arah pintu kantin.

My BadBoy Only One [slow Update]Where stories live. Discover now