Chapter 13 Part 2

Start from the beginning
                                    

"Tenang saja, aku tidak apa-apain kok makanan tuh. Aku bukan orang yang rendahan seperti itu, makanlah," tegurnya pelan meyakinkan Sylva untuk tidak mengkhawatirkan makanan tersebut mengandung obat.

Tapi meski ia sudah meyakinkannya seperti itu, Sylva yang menjulurkan tangannya itu bukannya mengambil sendok kecil yang tersedia di sampingnya, ia justru mendorong pencuci mulut itu menjauh tanpa ada niat untuk menyentuhnya. Dia tidak butuh dilayani kalau kenyataannya ia diundang datang dengan cara seperti itu.

"Buat apa kau membawaku ke sini?" Sylva mendeliknya tajam nan ganas. Aura ketua kelas telah keluar. "Aku tidak percaya kau hanya ingin menikmati afternoon tea denganku kalau kau membawaku ke sini dengan adegan penculikan seperti itu."

Tertawa. Kali ini Jackson tidak lagi tersenyum atau nyengir. Ia justru tertawa, terbahak dengan lirih dan terlepas. Padahal ia sangat serius, tapi di dalam pandangan Jackson justru terlihat sangat lucu. Tanpa bisa disangka, masih lanjut tertawa agak mereda, Jackson tiba-tiba bangkit mendekati Sylva dan membelai dagunya sekejap. "Kamu sangat lucu, sayangku. Kau semakin membuatku jatuh cinta kepadamu," godanya pelan namun membuat Sylva merinding.

"Jangan menyentuhku!" tolak Sylva keras begitu Jackson berniat untuk menyentuhnya lagi. Kali ini tatapan yang tertuju padanya hanya kejijikan. "Kenapa kau begitu menyukaiku? Bukankah sudah jelas aku selalu menolakmu, yang artinya aku tidak menyukaimu?"

"Justru karena kau membenciku, aku semakin mencintaimu," jawab Jackson cepat sembari membalas tatapannya dengan senyuman yang ngeri. "Aku sudah bosan dengan perempuan-perempuan yang tergila-gila padaku. Mereka terlalu mudah ditaklukkan. Hanya sekadar godaan dan bermanjaan, perempuan-perempuan itu akan langsung jatuh ke dekapanku. Tapi kamu beda. Kamu satu-satunya yang pernah menolakku. Kamu tidaklah semudah dan serendah para perempuan itu, dan kau berhak mendapatkan cintaku."

"Menyerah saja karena aku tidak akan pernah menyukaimu! Aku sudah mencintai orang la—"

"Raven."

DEG.

Mendengarnya mengucapkan nama Raven, Sylva langsung diam seribu bahasa. Di kala itu, Jackson kembali menghujamnya dengan tatapan tajam. "Aku tahu kau tidak akan pernah menyukaiku karena kau menyukai Raven, betul bukan?" Sylva menahan napas dan Jackson menghela napas. "Raven, Raven. Apa bagusnya dia? Dia hanyalah bocah gembel yang tidak tahu sopan santun, sedangkan aku? Kaya raya, sopan, terhormat, dan yang paling penting, tampan."

"Berhenti mengejek Raven!" Sylva mendorong jauh Jackson yang mendekatinya itu. Tatapannya nanar penuh emosi sekarang, bahkan ia sampai berdiri saking emosinya. "Raven memang galak, dingin, dan hidupnya tidak senyaman dan sekaya kita. Tapi jika mau dibandingkan, dia jauh lebih baik darimu! Ia tidak akan sepertimu yang p—"

Belum juga Sylva sempat menyelesaikan ucapannya, tangan besar Jackson sudah keburu mencengkram kedua pipi Sylva. "Sadar, Va! Percuma kau mencintainya karena ia tidak mencintaimu, ia mencintai wanita lain! Sebagai sesama cowok aku tahu ia tidak pernah menganggapmu istimewa!"

"Lepaskan!" Dengan sekuat tenaga Sylva berhasil juga terlepas dari cengkraman yang kuat di wajahnya. Ia menyempatkan diri untuk mundur beberapa langkah menjauhi Jackson. "Aku tahu Raven tidak menyukaiku. Aku juga tahu kalau Raven menyukai wanita lain dan itu bukan aku. Tapi bagaimanapun juga, aku akan tetap menyukainya! Aku akan terus mencintainya dan tidak akan meny— KYA!"

Lagi-lagi, sebelum Sylva selesai berkata, kali ini Jackson dengan kuatnya mendorong Sylva hingga terjatuh ke sofa dan Jackson lanjut menindihnya di atas, dengan lototan yang geram. "Jangan lagi bicara tentangnya, bicara saja tentangku! Cintai saja aku! Akan aku buktikan kalau aku lebih baik dan lebih layak kau cintai!"

Rage in Cage (Complete)Where stories live. Discover now