Chapter 11 Part 2

Start from the beginning
                                    

"Saya sedang serius, Pak, jangan anggap ini main-main!" balas Rion tidak kalah keras juga dengan bantingan meja yang kuat. Sial, moodnya sudah jelek, tambah lagi Erdi yang melawan-lawannya, Ayahnya Elizia lagi! Rion benar-benar memanas! Dilemparnya berkas-berkas lama tepat di hadapan Erdi.

"Saya sudah mengeceknya, Pak, dan ini adalah hasil kerja Anda yang dulu sebelum saya dipindahkan ke perusahaan ini. Ini adalah catatan kegagalan Anda bekerjasama dengan pihak sponsor dan perusahaan lainnya, membuat perusahaan kita mengalami kerugian yang banyak!"

Erdi membelalak kedua matanya terkesiap. Darimana ia dapatkan lagi berkas-berkas lama itu? Bukankah ia sudah memusnahkan semua bukti, bahkan Direktur lama pun tidak menyadarinya? Apa bossnya sengaja ingin menyudutkannya? Dengan tangan yang agak bergetar, Erdi meraih salah satu berkas tersebut dan membacanya. Memang benar itu adalah data tentang kerjasama yang dulu pernah ditanganinya. Harusnya ia merasa sangat ketakutan dan menyerah, namun Erdi malahan tersenyum sinis. Ia menghempaskan berkas tersebut ke meja.

"Lalu? Anda ingin memecatku dengan berkas-berkas ini? Ini adalah berkas dulu, Pak. Berkas yang sudah tidak ada gunanya lagi dibahas sekarang, sudah ketinggalan zaman!"

"Mau itu ketinggalan zaman atau tidak, merugikan pihak perusahaan sampai empat kali itu adalah masalah yang sangat besar, Pak! Kita bisa melupakannya karena ini adalah masalah dulu yang sudah terselesaikan, tapi bagaimana dengan masa depan? Kemungkinan Anda untuk melakukan kesalahan yang sama seperti ini sangat banyak, Pak!"

"Jadi maksud Anda, saya adalah karyawan yang tidak becus?" Erdi emosi. Ini benar-benar menginjak nama baik dirinya! "Saya ngaku itu adalah kesalahan yang tak sengaja, bukan keinginan saya. Tapi bagaimana pun, saya juga manusia, kesalahan pasti akan terjadi. Tapi selain itu, kenapa Bapak hanya melihat sisi buruk saya saja? Demi perusahaan ini, saya sudah berbakti berpuluh-puluh tahun lamanya, Pak, melebihi Anda! Dan sekarang Anda ingin memecat saya begitu saja? Saya tidak terima!"

Erdi mengira dengan ucapan kartu asnya itu, Rion akan kalah telak, namun ia salah. Bukannya menyerah, Rion justru tersenyum. "Bukan hanya itu saja, Pak."

Rion menghempaskan lagi sesuatu ke hadapan Erdi, kali ini adalah kumpulan CD. Erdi mengambil salah satu dan mengamatinya, itu adalah CD yang terekam dari CCTV perusahaannya. "Asal Anda tahu saja, banyak perbuatan buruk yang Anda lakukan terekam di CCTV perusahaan kita, Pak. Anda melakukan pelecehan seksual tidak hanya pada satu karyawati, tapi banyak dan rata-rata berhenti karena Anda. Anda membuat penipuan dan fitnah terhadap rekan-rekan lain dan mereka juga dipecat karena Anda. Selain itu, sampai saat ini, banyak karyawan mengeluh semua dokumen juga berkas-berkas yang berisi data yang salah adalah hasil perbuatan Anda, Pak Erdianto. Anda tidak hanya sengaja merubah, Anda juga asal-asalan memberi instruksi yang tidak ada kaitannya dengan perusahaan. Itu adalah perbuatan yang tidak terpuji, dan saya berhak memecat Anda dengan alasan-alasan ini!"

Erdi membeku. Apa-apaan ini? Kenapa keadaan sekarang malah berbalik? Kenapa dia pula yang kehabisan kata-kata? Ia tidak melakukan kesalahan! Semua itu berhak mereka dapatkan atas apa yang telah mereka lakukan terhadapnya. Tidak menghormatinya berarti berhenti. Ya, itu kenyataan, Erdi tidak berbuat salah!

"Kenapa bengong? Sekarang juga Anda keluar dari perusahaan ini, Pak Erdianto!"

Erdi melototi Rion dengan tajam. Dengusannya bertambah ganas sekarang. Tidak. Erdi tidak boleh menyerah. Dia masih punya cara. Ya, dia masih punya cara itu. "Pak Direktur. Apa Bapak masih ingat? Anda menjanjikan untuk menaikkan jabatan saya, bukan? Sebagai ganti menikahkah putri saya, Anda janji akan memb—"

"Mohon maaf sebelumnya. Tapi apa Bapak sadar kalau saya tidak jadi menikah dengan putri Anda?" tanyanya seraya tersenyum lebar, tidak lupa menekan dengan kuat pada kata 'menikah'. "Jadi sebaiknya Anda jangan mempermalukan diri lagi dan dalam detik ini juga mohon keluar dari perusahaan ini. Terima kasih atas kerjasama Anda selama ini."

Rage in Cage (Complete)Where stories live. Discover now