Pencuri Hati 45

4.1K 340 92
                                    

   Kring Kring )))

   "Iya Don, kenapa?"

   "Lebih baik sekarang lo ke rumah sakit. Ve membutuhkan lo, Nal."

   "Ok. Gue ke sana sekarang."

   Kinal mengakhiri telepon dari Brandon. Dan dia bergegas untuk pergi ke rumah sakit.

   "Kinal, mama ikut kamu ke rumah sakit," ucap mama Veranda.

   Kinal mengiyakan perkataan mama Veranda yang ingin ikut dirinya ke rumah sakit. Mama Veranda sudah tahu kondisi anaknya, karena Kinal yang menceritakan pada dia.

   Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Kinal terdiam. Kepalanya mau pecah memikirkan masalah yang datang secara bersamaan. Mama Veranda memberi ketenangan pada Kinal dengan membelai rambutnya lembut, kemudian mencium puncak kepala sang menantunya itu.

   Ketika sampai di rumah sakit, Kinal dan mama Veranda langsung menemui Brandon. Ternyata di sana sudah ada mama dan papa Kinal, beserta Nabilah Brandon juga Boby.

   "Kinal," sapa mama Kinal lembut.

   "Mah..." Kinal langsung memeluk mamanya, air mata yang Kinal tahan sedaritadi tak dapat dibendung lagi, Kinal menangis dalam pelukan sang mama.

   "Kamu pasti kuat, sayang. Kita selesaikan masalah ini satu persatu. Kamu gak sendirian," mama Kinal memberi kekuatan untuk anak tercintanya.

   Semua sudah mengetahui tentang masalah Sinka yang diambil paksa Li Jie dari mama Veranda via telepon. Makanya mereka semua berkumpul di rumah sakit untuk memberi support ke Kinal.

   "Bu Kinal, saya mau bicara dengan anda di ruangan saya," kata dr.Merry yang baru keluar dari ruang operasi.

   "Baik dok," balas Kinal.

   Kinal mengikuti dr.Merry dari belakang menuju ruangannya. Sampai didalam ruangan dr.Merry, Kinal dipersilahkan duduk.

   "Maafkan saya bu Kinal, tapi ini pilihan. Jatuhnya dokter Ve itu sangat fatal, dia mengalami pendarahan yang hebat dan juga placentanya terlepas. Di sini anda harus memutuskan mana yang harus saya selamatkan, ibunya atau bayi anda?" dr.Merry memberi pilihan yang sulit untuk Kinal. Karena sebelum masuk kamar operasi, Veranda mengatakan kalau dia sangat menginginkan bayinya.

   "Apa dokter gak bisa menyelamatakan keduanya?" Kinal lemah mendengarnya, dia sudah tak sanggup mendengar hal buruk lagi tentang Veranda atau pun anak-anaknya.

   "Maafkan saya bu Kinal," dr.Merry menggeleng dengan pelan dan menyesal karena itu beresiko tinggi, "tentukan pilihan anda, karena nyawa salah satu dari mereka berdua harus segera ditolong sekarang."

   "Dok, ini pilihan sulit. Bisakah saya menemui Ve sebentar?"

   "Ok, anda boleh menemui dokter Ve, tapi hanya sebentar."

   Setelah itu Kinal menemui Veranda di kamar operasi. Sebelum masuk ke kamar operasi, Kinal mengenakan pakaian khusus terlebih dulu.

   Kinal nggak tega melihat Veranda yang terus berteriak dan mengerang kesakitan. Karena operasi belum dilakukan, dr.Merry sengaja menunggu Kinal untuk mengatakan mana yang harus dia selamatkan.

   "Kinal, sakit! Tolong aku sayang. Kenapa dokter Merry daritadi belum melakukan operasinya?" kata Veranda.

   "Sayang, aku sangat mencintaimu melebihi diriku sendiri. Aku gak mau kehilangan kamu, Ve. Aku gak sanggup!" Kinal memegang erat tangan Veranda, dan dibalas genggaman erat juga olehnya.

   "Kinal, aku mau bayi kita sayang," Veranda menitikan air mata, dia sampai menggelengkan kepala tanda menolak keputusan Kinal. Veranda tahu kalau operasi ini menentukan siapa yang harus di selamatkan, dia atau bayinya.

Pencuri HatiKde žijí příběhy. Začni objevovat