Pencuri Hati 4

9.6K 467 5
                                    

Veranda POV

Aku menunggu sampai Kinal tidur pulas di kamarnya. Setelah itu aku mencari baju di lemari yang kiranya pas untuk kukenakan. Karena acara menginap ini dadakan, hingga tak ada persiapan apa pun.

Tadi aku juga sudah menelepon bi Ana di rumah, memberitahukannya kalau malam ini aku menginap di rumah Kinal, jadi dia tak perlu menungguku pulang untuk membukakan pintu.

Baju ganti sudah kuambil, kemudian aku pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih.

Sekitar dua puluh lima menit aku ada di kamar mandi, cukup lama juga ya?

Urusan bersih-bersih selesai, kemudian aku melihat Nabilah yang masih setia didepan TV, padahal hari sudah malam.

"Dek, belum tidur?" sapaku padanya dan berjalan mendekati dia. Lalu aku duduk disamping Nabilah yang sedang menonton.

"Belum, kak. Filmnya seru nih! Nanggung, ka Kinal udah tidur?" tanyanya.

"Udah."

"Oya. Makasih, kak. Ka Kinal jadi ngerepotin ka Ve nih."

"Gakpapa, seperti yang udah Kinal bilang, itu kewajiban."

Tak banyak obrolan antara aku dengan adik Kinal yang bernama Nabilah ini.

Nabilah adik sepupu Kinal, tapi Kinal sudah menganggapnya seperti adik sendiri, karena memang Kinal anak tunggal sama sepertiku.

Nabilah tinggal bersama orang tuanya di Bogor, dan sesekali Kinal kalau libur kuliah suka mengunjungi Nabilah di sana.

Aku tahu semua itu dari Kinal, dia suka bercerita tentang keluarga kecilnya. Maka dari itu ketika Nabilah datang pas Kinal sedang tidur, aku dengan cepat mengenali dia. Walaupun aku belum bertemu dengannya sama sekali, hanya lewat cerita Kinal.

Aku rasa Kinal juga sudah menceritakan siapa aku ke Nabilah, buktinya ia tidak terkejut melihatku di sini, di rumah Kinal. Ketika aku membukakan pintu untuknya tadi.

"Hooaammm..." tiba-tiba saja aku menguap didepan Nabilah.

"Hahaha... Ka Ve ngantuk? Tidur gih," ucap Nabilah dengan suara lembut dan tertawa geli melihatku menguap. Tumben banget ini anak lembut ngomongnya, giliran sama Kinal dia nggak seperti ini.

Aku pamit pada Nabilah untuk pergi tidur, karena lelah sekali setelah kuliah kemudian mengerjakan tugas bersama temanku dan merawat Kinal yang sedang sakit.

"Aku tidur duluan ya. Jangan tidur malam-malam, dek. Nggak bagus buat kesehatan," kataku.

Nabilah tersenyum dan menganggukan kepala.

Segera kulangkahkan kaki meninggalkan Nabilah di ruang TV, lalu menuju kamar Kinal untuk tidur.

Aku buka pelan pintu kamar karena takut kalau-kalau ia terbangun dengan suara gaduh. Aku langsung membaringkan tubuh di tempat tidur, tepatnya disebelah Kinal yang sudah terlelap.

Sebelum aku tidur, aku sempat melihat wajah Kinal yang tengah tidur lelap dengan mulut terbuka, lucu sekali gaya tidurnya. Ini pertama kalinya aku melihat Kinal tidur pulas seperti ini, gemas melihat posisi tidurnya. Aku terus pandangi wajah Kinal, begitu damai.

Aku jadi senyum-senyum sendiri tanpa sengaja. Dan memberanikan diri untuk mengecup keningnya pelan, agar ia tak bangun dengan sentuhanku. Setelah itu kukatakan, "cepet sembuh Kinal pacarnya Ve."

Lalu kumasukkan tubuh ini ke dalam satu selimut bersamanya. Aku pejamkan mata dan segera pergi ke alam bawah sadar untuk bermimpi indah.
.
.

Sinar mentari pagi menyinari bumi, menghangatkan dunia dengan pancaran sinar yang masuk ke dalam kamar melalui ventilasi udara.

Pencuri HatiWhere stories live. Discover now