Pencuri Hati 42

4.6K 335 56
                                    

   "Kita langsung ke kafe kamu?" tanya Sinka ke Rona.

   "Terserah. Asal kamu gak bosan aja makan-makanan kafe."

   "Makanan di kafe kamu enak-enak, mana mungkin aku bosan. Apalagi makannya di temenin kamu. Karena kata bosan hanya kugunakan saat diriku sedang tak bersamamu."

   "Hmm... Sudah mulai pintar ternyata pandanya aku ngegombal."

   Hahaha... Tawa keduanya menggema di lorong kampus fakultas Sinka yang sepi. Rona sengaja menjemput Sinka ke kelasnya untuk mengajak sang pacar makan bersama.

   Sinka dan Rona jalan berdampingan sambil sesekali bercanda ringan menuju parkiran.

   "Gel, lo udah liat berita di TV tentang kecelakaan pesawat hari ini?" tanya Margo pada Agel.

   Margo dan Agel sedang berada didalam kelas yang sudah kosong.

   "Iya gue udah liat. Kenapa?" Agel malah balik bertanya ke Margo dengan wajah ingin tahu.

   "Fian."

   "Fian? Kenapa sama dia?" Agel makin penasaran ketika Margo menyebut ketua psgc itu.

   "Fian dan keluarganya naik pesawat itu, Gel."

   "Jangan becanda lo, Go."

   "Serius gue!"

   "Terus, lo tau darimana?"

   "Bokap. Bokap gue yang bilang kalau Fian beserta keluarganya naik pesawat itu."

   Saat sedang jalan dengan Rona di lorong fakultas, Sinka mendengar percakapan antara Margo dan Agel dari luar kelas. Sinka meminta Rona untuk berhenti sesaat dan mendengarkan percakapan antara anggota psgc tersebut. Sinka memberikan isyarat ke Rona untuk diam dengan menempelkan jari telunjuk kanan ke bibir dirinya sendiri.

   "Dan gue mau ngaku dosa ke lo, Gel!" Margo menundukan kepalanya, dia ragu apa pengakuan dosanya ini akan dimaafkan oleh anggota psgc yang lainnya atau tidak?

   "Ngaku dosa?" Agel semakin dibuat bingung oleh Margo. Gimana dia nggak bingung, baru saja dia terkejut dengan kabar ketua psgc sekaligus sahabatnya itu mengalami kecelakaan pesawat dari Margo, dan sekarang Margo ingin mengaku dosa didepan dia.

   "Tentang kecelakaan yang menimpa Junot saat perlombaan climbing kemarin," kata Margo ketakutan.

   Margo menarik nafasnya dalam-dalam, dan mengeluarkannya dengan kasar. Setelah itu dia memandang Agel dengan tatapan yang sulit diartikan oleh temannya.

   "Junot jatuh dari climbing karena kesengajaan, bukan faktor nggak disengaja. Fian yang nyuruh gue buat nuker carmantel yang udah gak layak pakai, dan juga mengendurkan harnes yang akan dipakai Junot saat lomba kemarin," lanjut Margo.

   "Wah gila lo berdua. Gak nyangka gue! Otak lo dimana, Go?! Untung aja Junot gak mati waktu itu. Lo mau-mauan lagi disuruh sama Fian buat ngelakuin itu, gue sih ogah ngelakuin itu. Kalau ketauan sama pihak kampus gimana? Bisa di DO. Mending kalau di DO doang, ditambah masuk penjara, gimana?!" ucap Agel penuh emosi.

   Sinka yang mendengar percakapan Margo dan Agel dari luar terkejut. Dia menutup mulutnya menggunakan tangan supaya tak mengeluarkan suara yang dapat didengar Margo dan Agel dalam kelas.

   Rona pun wajahnya sudah berubah jadi merah padam, sepertinya Rona marah besar, dan dia sudah tak sabar masuk ke dalam kelas buat melabrak Margo. Tapi Sinka menahan Rona dengan menggenggam tangannya supaya tidak masuk ke dalam dulu.

Pencuri HatiWhere stories live. Discover now