Pencuri Hati 16

6.6K 345 12
                                    

Hari ini Sinka ada kuliah pagi, tapi sebelum ia ke kampus seperti biasanya dia mengantar Shania ke sekolah terlebih dulu.

Sampai di kampus Sinka turun dari mobil, kemudian dirinya disambut oleh cemo'ohan teman-temannya yang ada di parkiran. Mereka semua berbisik juga berkata...

"Wiiiih... Artis kampus kita dateng, sob."

"Bisa kali kita liat nyatanya sekarang! Terus sentuh-sentuh dikit."

"Kelihatannya doang diem. Tapi ternyata menghanyutkan juga doi."

"Makanya lo jangan ketipu sama muka angelnya, tapi kelakuan sih sampah."

Sinka hanya bisa diam atas omongan yang ia dengar dari teman-temannya itu. Ia jalan sambil menunduk, dalam hati mungkin dirinya merasa malu karena semua teman kampusnya memandang Sinka dengan tatapan yang menggoda dan juga benci.

Tatapan menggoda dari cowok-cowok yang berkhayal tentang dia jika tidak menggunakan pakaian sehelai pun, dan tatapan penuh benci dari cowok atau pun cewek yang nggak suka atas kelakuan Sinka, karena dengan begitu nama kampus mereka jadi jelek, cuma gara-gara satu orang yang berkelakuan bodoh seperti Sinka.

Dug~

"Aduh!" rintih seseorang sambil memegang dahinya yang beradu dengan kepala Sinka, alhasil Sinka menabrak seseorang karena matanya tidak melihat ke depan.

"Sorry. Sorry gue gak sengaja," ucap Sinka merasa bersalah pada orang yang ditabraknya.

"Makanya kalau jalan pake mata," kata orang yang ditabrak Sinka dengan kesal.

"Iya maaf, gue salah. Tapi bukannya kalau jalan itu pake kaki bukan mata."

"Sinka!" teriak Chikarina dari kejauhan, kemudian Sinka mengarahkan pandangannya ke Chikarina yang melambaikan tangan.

"Sekali lagi gue minta maaf," ucap Sinka. Lalu dia pergi meninggalkan orang yang ia tabrak untuk menghampiri Chikarina.

Mereka berdua menuju kelas, Sinka menceritakan tentang cemo'ohan teman kampusnya tadi di parkiran. Sebagai sahabat Chikarina hanya bisa bilang, nggak usah mempedulikan omongan orang, anggap itu angin lalu, itulah ucapan Chikarina ke Sinka.

Didalam kelas Sinka masih tetap dapat tatapan menggoda dari teman laki-lakinya, dan juga tatapan tidak suka dari teman perempuannya.

Si sahabat Chikarina pun pasang badan untuk melindungi Sinka, dia membalas tatapan temannya dengan mata elang yang siap menerkam sang mangsa.

Karena perlindungan dari Chikarina itulah Sinka selamat dari mereka semua, dan akhirnya Sinka dapat berkonsentrasi di jam perkuliahan yang sedang berlangsung.

Setelah kelas usai, Sinka dan Chikarina seperti biasa menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang keroncongan.

Tapi sebelum sampai kantin, Sinka sudah dihadang oleh keempat teman kampusnya, "mending lo ikut kita sekarang!" kata Delima sambil merangkul bahu Sinka.

Keempat teman kampus Sinka itu adalah seniornya. Delima si lesung pipit yang cantik tapi angkuh, lalu Gaby si manis tapi bongsor, kemudian Shani si cerewet, dan Lydia si gadis tomboy.

"Mau ngapain sih?" ucap Sinka ketus.

Karena bahu Sinka dicengkram Delima kencang, hingga Sinka meringis kesakitan. Sedangkan Chikarina dihalang-halangi oleh ketiga temannya yang lain.

"Udah ikut kita aja, gak usah banyak tanya!" Delima menarik Sinka dengan kasar, sedangkan Chikarina nggak bisa berkutik pada seniornya, Gaby.

Untuk Shani dan Lydia, mereka berjalan membuntuti Delima juga Sinka, ternyata Delima mengajak Sinka masuk ke dalam toilet wanita.

Pencuri HatiWhere stories live. Discover now