Pencuri Hati 41

4.1K 319 46
                                    

   Pukul 12 siang Kinal keluar ruangannya untuk mencari makan siang. Dia menuju lift buat turun ke bawah. Beberapa menit menunggu, akhirnya pintu lift terbuka, kemudian Kinal berjalan pelan untuk masuk ke dalam, setelah itu memencet tombol close pada pintu liftnya.

   "Hei, tungguuuuu...."

   Teriak dua orang karyawati secara bersamaan ketika pintu lift perlahan tertutup. Karena mereka berdua berteriak cukup keras, Kinal pun mendengar dan menahan pintu lift dengan memencet tombol open, hingga pintu lift tak jadi tertutup.

   "Bu Kinal."

   Kata kedua karyawati tersebut setelah melihat orang yang ada didalam lift itu siapa. Kinal hanya melempar senyum ke mereka. Namun kedua karyawati hanya diam didepan pintu lift, mungkin mereka merasa sungkan satu lift dengan Kinal.

   "Maaf bu, kami nggak buru-buru kok. Jadi silahkan bu Kinal duluan yang turun," ucap salah seorang karyawati.

   "Loh, kenapa gak bareng aja sekalian? Apa wajah saya begitu mengerikan? Hingga kalian berdua gak mau satu lift dengan saya?" kata Kinal ramah.

   "Nggak kok, bu!" dua karyawati tersebut salah tingkah, hingga kata yang keluar dari mulut mereka berdua pun bersamaan.

   "Kalau gitu masuklah."

   Akhirnya dua karyawati Jarum Group itu masuk ke dalam lift.

   "Kalian mau ke lantai berapa?" tanya Kinal.

   "Satu," lagi dan lagi jawabannya keluar secara bersamaan.

   Kinal tertawa kecil sambil menggelengkan kepala, kemudian dia menekan angka satu pada tombol liftnya.

   "Kalian mau makan siang di kantin?" tanya Kinal lagi.

   "Iya, bu. Di kantinnya bude Ning, sotonya enak loh. Bu Kinal harus coba."

   "Saya baru tau kalau di kantin kantor kita ada yang jualan soto seenak itu."

   "Iyalah! Bu Kinal mana level makan-makanan kantin, bu Kinal pasti levelnya restoran mewah kalau soal makanan, makanya bu Kinal belum tau soto bude ning. Lo juga sih, Ris! Pake ngajak bu Kinal nyobain sotonya bude Ning, salah lo!" kata karyawati yang satunya lagi sambil menepuk bahu temannya pelan.

   "Dih, bu Kinal bukan big boss kayak gitu. Gue pernah liat bu Kinal di warkop samping kantor kita sama pak Brandon. Sotoy sih lo, Din!" ucap karyawati yang ditepuk bahunya tadi, dia menjulurkan lidah ke teman yang ada disampingnya itu.

   Ting

   Pintu lift pun terbuka, menandakan kalau mereka bertiga sudah sampai di lantai satu.

   "Mari bu Kinal, kita duluan," kata kedua karyawati ketika mereka ingin keluar lift.

   "Tunggu, saya ikut kalian! Saya mau coba soto terenaknya bude Ning."

   Kedua karyawati itu bengong, saling menatap tak percaya kalau big boss Jarum Group akan makan bersama mereka berdua di kantin.

   "Hey to the lo... Hello. Cus kita ke kantin bareng."

   Kinal menarik tangan kedua karyawati tersebut untuk mengikutinya sampai ke kantin. Mereka bertiga jalan pelan menuju kantin bude Ning. Tapi entah darimana Brandon tiba-tiba menghalangi langkah ketiganya.

   "Mending lo minggir, gue mau ke kantin. Mau makan siang," kata Kinal datar.

   Brandon hanya diam tak mengatakan satu kalimat pun ke Kinal, dan dia juga nggak mau minggir dari hadapan Kinal. Brandon lalu melihat ke arah samping Kinal, dimana kedua karyawati itu sedang memandang Brandon dengan kedua matanya.

Pencuri HatiWhere stories live. Discover now