Pencuri Hati 30

5.5K 323 47
                                    

   Pagi hari di villa Veranda gunakan untuk jalan-jalan santai bersama mamanya serta Sinka dan Shania. Biar baby dalam kandungannya sehat, maka dr.Merry menyarankan agar Veranda sering melakukan aktivitas gerak, karena usia kandungan Veranda sudah menginjak usia 2 bulan.

   Di usia kandungan 2 bulan ini masa ngidam Veranda benar-benar berada di puncaknya, dia sering mual di pagi hari, dan satu lagi ia tidak suka dengan aroma tubuh Kinal, hal itulah yang membuat Kinal uring-uringan karena kesayangannya tidak mau ia dekati.

   Seusai jalan pagi, Veranda masuk kembali ke dalam kamarnya di villa, dan dia melihat Kinal belum bangun dari tidur lelapnya pagi ini, dia masih berada di alam mimpi, mungkin ia sedang mimpi basah dengan Veranda. Melihat Kinal masih tidur tapi bibirnya menunjukan senyum, serta igauan yang keluar dari mulutnya selalu memanggil nama Veranda. Kelihatannya Kinal begitu tersiksa dengan ngidamnya Veranda yang tak mau ia sentuh atau pun didekati sampai terbawa kedalam mimpi.

   Veranda menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Kinal yang lucu. Lalu dia duduk ditepi ranjang untuk melihat pasangannya itu mengigau dan menyebut namanya dalam tidur. Mungkin Kinal merasa aneh dilihat oleh kesayangannya yang cantik dalam tidur, dan dia pun membuka mata perlahan lalu melihat ruangan sekitar, saat matanya melihat ke arah bidadari paling cantik pagi itu, dia tersenyum lebar.

   "Kamu mimpi apa, sayang?" Veranda penasaran dengan bunga tidur Kinal.

   "Aku gak mimpi apa-apa kok!" Kinal lalu membuka selimut tebalnya, kemudian ganti posisi jadi duduk di sofa.

   "Bersabar ya Kinal gendut. Kalau mualnya udah ilang, kita lakukan sampai kamu puas! Tapi inget, kamu lakukan dengan slow honey, jangan bringas seperti binatang yang kelaparan, ok!" kata Veranda tersenyum manis ke Kinal.

   "Sini peyuk aku sayang," Kinal membentangkan kedua tangannya lebar-lebar dan memasang wajah menggemaskan.

   "Nih, peluk bantal dulu untuk sementara," kemudian Veranda melempar bantal ke arah Kinal, dan bantal tersebut berhasil mengenai wajah pasangannya itu, "mandi sana, terus sarapan. Bi Karti buatain kita bubur ayam."

   Kinal menuju kamar mandi untuk bersih-bersih, kurang lebih selama 25 menit ia melakukan aktivitas mandinya. Setelah mandi Kinal dan yang lainnya sarapan di meja makan, dimana sarapan pagi mereka menunya bubur ayam.

   Sudah ada semangkuk bubur ayam untuk Kinal yang disiapkan Veranda untuknya, tidak lupa juga dengan segelas teh manis.

   Puas berlibur di villa puncak, mereka berlima sore harinya kembali ke Jakarta. Karena esok hari senin, hari kerja serta Sinka Shania harus kuliah dan bersekolah, maka dari itu liburan singkat Kinal dan keluarganya sudah usai weekend ini.

   Karena banyak kendaraan yang hendak turun dari puncak mengarah ke ibu kota Jakarta, jalanan jadi sangat padat dan macet. Saat didalam mobil Veranda sempat merasakan keram pada perutnya, hingga Kinal khawatir, bukan hanya Kinal, tapi mama Veranda serta Sinka dan juga Shania sempat panik. Sampai Kinal menepikan mobilnya sebentar supaya Veranda bisa menghirup udara luar dan menselonjorkan kakinya serileks mungkin.

   Saat keadaan Veranda mulai membaik, perjalanan pun Kinal lanjutkan kembali. Jalanan pulang sore itu begitu macet, jadilah mereka semua memakan waktu kurang lebih hampir 5 jam lamanya sampai di rumah.

   Ketika sampai di rumah, Sinka dan Shania menggandeng Veranda menuju kamar, dan diikuti Kinal yang ada dibelakang mereka bertiga, sedangkan mama Veranda masuk ke dalam kamarnya sendiri untuk beristirahat.

   "Mah, mama perlu apa? Biar Sinka sama Shania yang nyiapin buat mama," ucap Sinka saat mereka berempat sudah ada didalam kamar. Sinka Shania mendudukan Veranda di sofa dalam kamar.

Pencuri HatiWhere stories live. Discover now