Pencuri Hati 13

14.7K 455 40
                                    

Veranda POV

Pagi ini aku dan Kinal menemui dr.Sendy di RS B daerah Surabaya. Dia memberikan polister kantong es padaku, polister itu berisi hal yang aku dan Kinal inginkan.

Kata dr.Sendy isi polister itu tidak boleh lama-lama berada diluar, kekuatannya hanya sebentar saja, kalau bisa lakukan secepatnya. Aku dan Kinal mengangguk tanda mengerti, walaupun aku seorang dokter, tapi aku nggak ahli dalam hal ini, cuma sedikit yang aku tahu.

Setelah berbincang-bincang sebentar dengan dr.Sendy, aku dan Kinal meninggalkannya. Kami berdua balik ke hotel, setelah sampai di hotel aku memasukkan isi yang ada didalam polister itu ke dalam frezeer kulkas kamar hotel.

Aku beristirahat di hotel, sedangkan Kinal menemui rekan bisnisnya diluar. Dasar si gendut pekerja keras, selalu saja menyempatkan diri untuk bekerja.

Aku bisa memahami kesibukan Kinal, toh semua yang ia kerjakan demi aku dan juga Sinka, makin lama aku semakin menyayangi si gendut. Kasih sayang yang dia berikan semuanya melimpah, tak henti-hentinya mengalir seperti mata air pegunungan yang nggak pernah surut dan habis.

Sore hari Kinal baru pulang ke hotel, dia terlihat lelah. Aku mengambilkan segelas air putih untuknya, kemudian aku memberikannya ke Kinal. Dia sedang duduk di sofa depan TV sambil bersandar, aku pun duduk disebelahnya.

"Kamu cape ya, Nal?" tanyaku padanya, Kinal melihat ke arahku dan tersenyum.

"Capeku seketika hilang, karena melihat senyummu," ucap Kinal.

"Ish. Gombal lagi, kamu mau makan apa? Biar nanti kita pesen aja, minta anterin ke kamar."

"Aku udah pesen kok, nanti juga dianter."

"Ya udah, jadi aku gak repot-repot untuk telepon."

"Aku mandi dulu ya, Ve?" ucap Kinal, kemudian dia menaruh gelas yang tadi kuberikan diatas meja kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Lama banget Kinal di kamar mandi, sudah hampir 45 menit dia ada didalam, ngapain aja sih dia? Nggak biasa-biasanya dia selama itu, biasanya juga paling lama sekitar 20 menit.

Sedangkan makanan yang ia pesan sudah diantar pelayan hotel, takut makanan jadi dinginkan nggak enak lagi. Lima menit kemudian Kinal keluar dari kamar mandi, sambil cengar-cengir nggak jelas. Lalu ia berkata, "ketiduran didalem, abis ngantuk banget akunya... Hehehe."

Si gendut Kinal emang bener-bener deh, masa di kamar mandi bisa ketiduran. Nanti kalau sakit akunya juga yang repot ngurus dia dan Sinka sekaligus. Lalu Kinal memakai pakaiannya setelah mandi, kemudian dia berjalan menuju sofa di ruang TV.

"Makanannya udah dateng ya? Hhm... Pasti enak nih," kata Kinal.

Akhirnya aku dan Kinal makan malam di kamar hotel, betul yang Kinal bilang, makanan hotelnya enak banget, Kinal sampai mengambil porsiku sedikit.

Setelah makan malam selesai, aku dan dia berdiri di balkon kamar, sambil melihat keindahan kota Surabaya di malam hari dari sini.

"Ve..." panggil Kinal, aku langsung melihat ke arahnya, ternyata dia mengulurkan tangan kanannya padaku, sedangkan tangan kirinya melingkar di perutku. Dia tersenyum menggodaku, "kesayangannya Kinal yang cantik jelita, maukah kau berdansa denganku?" tambahnya lagi.

Aku pun tersenyum melihat dia seperti itu. Kemudian kujawab, "Gak ada musik."

Kinal mengambil remote dari dalam saku celana, lalu jarinya menekan tombol play pada remote yang aku tahu itu adalah remote DVD player, setelah itu terdengarlah musik classic, romantis sekali Kinal malam ini.

Pencuri HatiWhere stories live. Discover now