BAB 33: I Love You More Than You Know

5K 191 0
                                    

SAMUEL

Dua hari setelah aku bertemu Reina, pikiranku menjadi kacau dan tidak menentu. Di rumah aku tidak pernah menanggapi ucapan Sandra ataupun mama. Hingga aku memutuskan untuk pindah ke New York. Negara yang sangat ku sukai.

Dan di sinilah aku. Di ruang kerjaku dengan segudang berkas dan dokumen penting yang harus ku tangani secara langsung. Tapi aku selalu memikirkan Reina. Dan seketika sakit kepala yang sama datang. Aku berusaha melupakan Reina, tapi semakin aku berusaha aku kesakitan.

Aku meminum air putih yang ada di meja ku. Ini sudah tepat lima hari aku pindah ke New York. Dalam hatiku, aku masih berharap Reina akan membuka pintu yang ada di depanku. Dengan senyum terukir di bibirnya.

Aku kembali berkutat dengan dokumen, aku tidak ingin berusaha melupakan Reina lagi. Aku ingin pikiranku berjalan sesuai apa yang dia inginkan. Dan jika aku tidak bisa melupakan Reina maka aku akan menjadikannya kenangan yang harus ku hargai. Dan jawaban apakah aku masih mencintainya? Aku memang mencintainya dari pertama bertemu.

Aku mendengar suara pintu terbuka dengan kasar dan tertutup sangat pelan. Aku mendongakkan wajahku dan mendapati Reina ada di depan pintu dengan wajah kusut. Aku menundukkan kepalaku dan menghela napas. Apakah itu imajinasiku yang lain. Sialan.

" Sam...kau mendengarnya"

Suara itu, suara halus yang selalu ingin ku dengar. Apakah aku sedang bermimpi. Ya Tuhan. Aku membalas suara itu, dan berharap tidak akan ada suara yang terdengar lagi.

Suara itu membalas, dan aku mendengar isakan tertahan dari suara itu. Aku mendongakkan kepalaku, Reina ada di sini, di kantor ini.

Aku mendekati Reina, yang sedang terduduk lemas di depan pintu dengan bahu bergetar. Apa ini imajinasiku saja, tapi kenapa Reina terasa nyata. Atau apakah ini gambaran dari pikiranku saja.

" maaf...Sam...kau berhak membenciku....katakan sesuatu Sam...jangan diam saja!"


Aku meyakinkan diriku sendiri. Berusaha menutup mataku dan saat aku membukanya Reina hilang. Saat ini dia hanya mimpiku. Tapi beberapa kali aku memejamkan mata, dia tidak hilang.

Aku memberanikan diri untuk menjawab hingga aku berani memeluknya. Dia nyata. Reina ada di sini. Aku bisa merasakannya, hangat dan nyaman. Apakah ini yang dinamakan keajaiban. Aku merindukan wangi ini. Wangi vanilla yang bisa membuatku nyaman setiap aku bersama Reina.

Aku bahagia, sangat bahagia. Aku terus membisikkan kata manis padanya. Aku berharap aku bisa menjadikannya pendamping hidupku. Ya. Hanya dia yang akan menjadi pendampingku kelak. Aku Samuel, seorang laki-laki yang tidak pernah punya pengalaman tentang dunia luar, selalu mementingkan apa yang ku anggap benar, dan aku akan tetap seperti itu jika wanita ini tidak hadir di duniaku. Wanita yang memberiku beribu perubahan yang tidak pernah ku duga. Wanita yang mengajarkanku tentang sisi gelap dari sebuah Cinta. Dan mulai saat ini aku akan selalu memeluknya erat seraya tersenyum, berjanji akan selalu menjaganya. Melindunginya. Dan mencintainya.

"I love you more than everything Reina...." bisikku di telinganya.

***

Reina selamanya akan tetap menjadi Reina. Gadis keras kepala dengan segala upaya untuk bisa melakukan semua keinginannya sendirian.

Hari menjelang sore dan Reina bersikeras untuk kembali ke Jerman. Melawan salju yang turun dengan lebatnya. Hingga aku memaksanya untuk tinggal di apartemenku, walaupun aku harus sedikit keras padanya.

Tepat di sana. Di balkon ruang tamu. Menatap gedung pencakar langit kota New York dan jalanannya yang ramai. Diselingi salju putih yang kontras dengan aspalnya.

Aku merasa senang bisa menggodanya. Atau menertawakan tingkah lucunya. Dia terlihat manis. Pada saatnya nanti aku akan meminangnya dengan caraku sendiri. Dan membuatnya tersenyum bahagia.

Aku senang bisa mencium Reina. Bibir yang selalu aku cium di saat yang tidak menentu. Bibir yang menyunggingkan senyuman menawan dan membuatku jatuh padanya. Hingga aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri, dan membiarkan gairah membakar habis logikaku.

Namun yang aku tahu, wanita ini, gadis ini, selamanya akan ku cintai walaupun aku mempertaruhkan diriku sendiri. Jika Tuhan mendengar Doaku, aku ingin gadis yang ada di rengkuhanku ini akan selalu membuatku bahagia, seperti saat aku bersama keluargaku.

Reina Kde žijí příběhy. Začni objevovat