BAB 31: I Give You Everything I'am

3.2K 146 0
                                    

ALDIRA

Hari semakin siang, tapi suhu di luar semakin dingin dan membuatku enggan untuk keluar. Bahkan untuk makan siang seperti pegawai yang lain. Satu minggu bekerja di kedai coklat ini membuatku jatuh cinta dengan dapur yang terletak di lantai dua, dapur yang tatanan tempat untuk menaruh coklat, dari panci, pendingin, dan meja beralaskan marmer untuk menuang coklat tertata rapi dan artistik di setiap sudut. Aku sedang membuat coklat panas dengan jahe di dalamnya. Sungguh aku sangat benci musim dingin. Aku terus mengaduk coklat panas yang ku buat.

"bagaimana saljunya?" tanya seseorang dari tangga di samping kananku.

"hei Rora...huh...aku benci saljunya"

"kau akan terbiasa nantinya...apa yang kau buat...aku seperti mencium jahe di sini?" tanya Rora seraya mendekatiku.

"aku sedang membuat coklat panas...kau mau...kau terlihat pucat" ujarku menatap Rora dan sedikit terkejut dengan bibirnya yang berwarna putih dengan mata sayu.

"boleh...mungkin aku terlalu banyak bermain di luar"

Aku mengambil dua cangkir putih dan menuangkan coklat panas yang ku buat. Dan memberikannya pada Rora.

"ini enak...bisa kau ajari aku" ujar Rora antusias.

"tentu...bagaimana jika kau main ke apartemenku...dan aku akan mengajarimu" tawarku.

"boleh juga"

"temui aku di menara Eiffel"

Aku dan Rora bersandau gurau saat Russell datang dengan baju chef's jaket berwarna putihnya dan tersenyum ke arahku. Aku melirik ke arah Rora yang menundukkan kepalanya dan semburat merah timbul di pipi manisnya.

"kalian tidak makan siang?" tanya Russell mendekatiku dan Rora.

"aku lebih senang di dapur" jawabku.

"hei Rora...kau baik-baik saja...tadi malam aku mendengarmu berteriak tidak karuan....kau yakin kau baik?" ujar Russell menatap Rora. Membuatku memandang curiga kedua orang di depanku.

"apa kalian..." ujarku dengan tatapan curiga.

"jangan berpikir macam-macam, satu minggu yang lalu aku menemukan Rora pingsan di depan toko tengah malam...padahal aku baru saja bicara dengannya di malam yang sama...akhirnya aku bawa dia ke apartemenku...tapi kita tidak melakukan apapun..." jelas Russell.

"oh...aku kira...hei Rora...kau masih perawan kan?" tanyaku pada Rora

"eh...ehm..y...ya...aku...masih...aku tidur di kamar terpisah dengan Russell...Ehmm aku ingin turun..." Rora mengeratkan genggamannya pada cangkir dan dan berjalan ke arah tangga.

"Al...apa kau sibuk malam ini?" Tanya Russell.

"tidak, paling aku di menara Eiffel" jawabku.

"kau selalu di sana setiap malam?"

"tentu"

"baiklah aku ingin menemuimu nanti"

"okay...oh ya...aku hanya ingin bilang...jaga Rora baik-baik okay..."

"aku akan melakukannya se-mampu ku"

"apa kau menyukainya?"

"siapa...Rora...aku masih normal untuk mencintai wanita seumuran ku"

"oh..." Ujarku menatap Russell geli.

***

Malam tiba, kedai sudah di tutup, aku dan Russell berada di menara Eiffel, tepatnya di taman. Aku dan Russell berbicara apapun yang terkadang sangat melantur dan tidak jelas sama sekali.

Reina Where stories live. Discover now