BAB 30: He's Gone

3K 143 0
                                    

REINA
Air mataku menetes melihat mobil Sam pergi melewati gerbang rumah. Paman mendatangiku dan memelukku.

"jangan membuatnya sedih Reina" ujar paman.

"kenapa?" tanyaku.

"aku lupa memberitahu mu, ayah Sam meninggal hari ini...ku pikir dia ke sini untuk bertemu denganmu"

"maksud paman?"

"ayah Sam meninggal hari ini, ku pikir dia memang membutuhkan mu"

Aku terkesiap mendengar hal yang di ucapkan paman

"kenapa paman tidak memberitahuku tadi pagi"

"maaf...paman sibuk....kau ingat cabang perusahaan yang bermasalah itu kan?"

"apa Sam menginap atau pergi?"

"kurasa dia mungkin sudah pergi...mungkin dia ada di bandara"

Aku berlari keluar rumah, dan bergegas memanggil taksi yang melintas setelah aku melewati gerbang rumah. Dalam hatiku Aku mengutuk diriku sendiri yang tidak tahu apa-apa. Aku tertegun mengingat ucapannya yang terakhir. Air mataku menetes, dan aku terus menggumamkan kata maaf. Aku mencintai Sam, tapi aku tidak bisa, tidak sekarang atau seterusnya. Aku tidak yakin, aku takut berkhianat padanya.

Sampai di bandara, aku berlari ke dalam dan melihat dari kaca jet pribadi yang digunakan Sam. Tanganku gemetar dan jantungku berpacu.

Aku berlari ke landasan setelah berbicara pada petugas dan mencari-cari jet yang kulihat tidak jauh dari tempatku berdiri. Tapi semuanya terlambat, aku melihat bagaimana jet itu lepas landas, mengangkat rodanya dari aspal hitam. Aku terdiam namun airmata selalu mengalir. Aku terlambat.

Di tempat tunggu taksi, aku memikirkan perkataan terakhirku pada Sam. Pergi. Apa Sam baik-baik saja waktu itu. Aku ingin mengulang waktu itu kembali. Seorang pria berjas mendekatiku.

"are you Reina Hudson?" tanyanya.

"yes" ujarku.

"Mr. Sam want to return this watch to you...and he give you this letter"

"thanks"

"no problem"

Pria itu pergi menghilang di dalam mobil yang sama saat Sam ada di rumah. Aku melihat jam tangan berwarna biru yang selalu ku gunakan tiap waktu, dan surat berwarna putih polos itu.

Hingga malam hari ini aku masih susah untuk memejamkan mataku. Aku terus menatap jam tangan dan surat Sam bergantian. Hingga aku memutuskan untuk membaca surat yang hanya ku pandangi selama empat jam yang lalu.

Dear Reina,
When you're not in Indonesia I always believe that you still love me whatever it is. I wanna see you. This is a hard day for me. I lost my precious family. I always imagine that some day if you see me you will hug and kiss me, like the old time. But, I think it never happen. Sorry if I disturb you in your new life. Like you're saying, I will not love you anymore. I'll go. Goodbye Sweetheart....

Apa aku puas? Jawabannya aku tidak tahu. Apa aku menyesal? Aku tidak bisa memutuskan. Apa aku ingin menangis? Hanya itu yang ku bisa. Hanya air mata yang ada. Haruskah aku kembali? Apa Sam masih mau melihatku? Semua ini salahku.

Aku menangis tersedu-sedu. Aku menggumamkan nama Sam, berharap dia masih ada di sini. Paman membuka pintu kamarku dan terkejut melihat aku menangis, hingga menaiki ranjang dan memelukku.

Reina Where stories live. Discover now