BAB 17: ReAlSa (Reina, Aldira, Sam)

3.6K 177 0
                                    

REINA
Pagi menyingsing dari timur. Aku terjaga dari tidurku dan duduk di sisi ranjang. Aku baru tersadar jika aku tertidur dari kemarin siang. Aku menundukkan kepalaku dan tersenyum geli, ini adalah kali pertamanya aku tersenyum seperti ini. Rasanya sungguh menyenangkan. Aku mendengar pintu terbuka dan terdapat paman di ambang pintu.

"kenapa senyum-senyum sendiri....ingat pacar ya...." goda Ronald.

"Ngak kok...." balasku.

"kamu mau kuliah atau ngak hari ini?" Tanya Ronald.

"Iya...." jawabku.

"masuk jam berapa?"

"sembilan..."

"oh...ya udah sana mandi...habis itu sarapan...paman mau nunjukin sesuatu buat kamu..." ujar Ronald, menyilangkan tangannya. Aku mengangguk patuh.

Setelah paman menutup pintu kamar, aku beranjak dari ranjang, menuju kamar mandi. Selesai mandi aku baru teringat lagi jika aku tidak membawa pakaian di rumah ini. Aku mencoba membuka Almari, dan kudapati banyak sekali pakaian wanita di dalam lemari itu. Aku pun mengambil kaus hitam polos, dan celana jeans.

Selesai berpakaian, aku keluar dari kamar, turun dari tangga yang melengkung indah dan lebar di bagian bawah. Aku bertanya pada pelayan yang sedang membersihkan ruang tamu, dimana ruang makan berada. Pelayan itupun tersenyum dan mengantar ku ke ruangan yang ku maksud.

Saat sampai di ruang makan, aku terkagum dengan tata ruangnya. Meja panjang berisi berbagai makanan dan minuman, serta tempat lilin yang disusun bertingkat seperti tongkat dewa Zeus. Paman duduk di kursi utama, aku pun duduk di sisi kanannya.

"Paman sudah makan?" Tanyaku.

"belum...Paman nunggu kamu....ayo makan" ajak Ronald.

Aku menganggukkan kepala, dan mulai memasukan nasi goreng yang di tata rapi di atas piring dengan telur mata sapi dan ayam goreng. Paman sesekali menganggu ataupun menggoda beberapa pelayan wanita yang berparas cantik, dan membuat mereka tersipu malu. Aku hanya tersenyum tipis, seperti yang pernah aku lakukan sebelumnya.

"sudah selesai?" Tanya Ronald.

"Iya" jawabku. Membalik sendok dan garpu yang ku gunakan.

" ayo ikut paman..." ujar Ronald mengulurkan tangannya padaku.

Aku membalas uluran tangan paman. Dia membawaku ke suatu ruangan di lantai ketiga. Saat aku memasuki ruangan itu bersama paman, aku melihat TV layar datar yang sangat besar menggantung indah di dinding, dibawahnya terdapat speaker aktif yang cukup besar diletakkan di meja dengan tinggi sedang, dan cukup panjang. Di depannya terdapat sofa mewah berwarna putih, dan cukup panjang untuk menampung setidaknya enam orang. Hampir semua dinding tetutupi oleh rak yang terisi dengan buku-buku, dan menjulang tinggi ke atas.

Paman mengajakku duduk di sofa, dia memasukkan kaset ke dalam DVD player. Dan menyusulku duduk di sofa.

Saat video nya dimulai, aku melihat berbagai foto yang berisi dua orang yang wajahnya tampak tidak asing bagiku. Mereka seperti orang tuaku. Aku melihat mereka saling berpelukan, berciuman, dan berbagai foto mereka dengan wajah lucu mereka. Hingga aku melihat foto pernikahan mereka yang bertuliskan

To my beloved wife, I promise that I will take care of you no matter what happen. I always love you, you are the last for me, I wish I could be with you forever until the death come. You will be my priority, mom for my kids, and my place to go home.
STEVEN HUDSON

Reina Where stories live. Discover now