BAB 24: Now and Forever

3.1K 156 0
                                    

REINA
Hari yang di tunggu tiba. Aku resmi menyelesaikan S1 ku. Aku menghirup udara sebanyak mungkin. Mengingat setiap sudut, lorong, dan ruangan universitas yang ku tempati selama tiga tahun ini. Aku menghela napas. Kurasakan seseorang menepuk pelan bahuku. Aldira.

"hei.....selamat ya" ujar Aldira

"untuk?" Tanyaku.

"Kau bilang untuk?....untuk saja?.....jangan sombong kau Reina Samantha.....or.....Reina Valynica Hudson....." hardik Aldira menunjuk wajahku dengan jarinya.

"Kau ini kenapa?" Tanyaku mulai geram.

"Huh.....aku ingin memberimu selamat.....karena kamu di peringkat satu.....kau tahu nilai mu hampir sempurna...." ujar Aldira.

"oh....mau makan?" Tanyaku mengalihkan.

"okay..." balas Aldira.


Aku dan Aldira berjalan beriringan ke cafeteria yang letaknya tidak jauh dari kampus. Tempat dimana Aldira selalu berkeluh kesah saat mendapat tugas yang berat hingga membuatnya selalu minum soda berlebihan.

Aku masih ingat bagaimana kacaunya Aldira, saat diberi tugas untuk mewawancarai seorang pebisnis sukses di Indonesia. Dan menyusunnya menjadi laporan. Dia sama sekali pusing untuk menyusun janji dengan pemilik Permana Group. Aldira selalu datang ke cafeteria dengan penampilan lusuh, hingga aku berjanji untuk membantunya.

Saat sampai di cafeteria, aku dan Aldira duduk di bangku yang dekat dengan jendela kaca yang lebar dan terbuka. Kami memesan minuman yang biasa kami pesan tiga tahun ini. Kopi dan coklat panas. Pada pelayan yang menghampiri kami saat sudah duduk di kursi.

Sembari menunggu pesanan. Aldira membicarakan tentang keberangkatannya ke Paris dan Pastier yang akan menjadi guru sekaligus atasannya. Ibu Shinta dan Paman Ron juga berada di kampus untuk mengurus keluarnya kami dari kampus. Saat pesanan kami tiba disertai cupcakes berwarna coklat dan putih itu, Aldira langsung memakannya lahap. Aku berdecak dan menggelengkan kepalaku. Menyesap kopi yang disertai susu di dalamnya. Harumnya sangat menenangkan. Ketika Aldira selesai memakan cupcake nya, dia menatapku sendu.

"jadi.....kita berpisah?" Tanya Aldira.

"kita sahabat....kan?" Tanyaku membenarkan.

"always....semoga kamu sempat ke Paris suatu saat nanti...." Aldira penuh harapan tersirat di matanya.

"sudahlah....jika kau menangis seperti bayi, aku akan meninggalkan mu" ujarku penuh penekanan.

"iya...iya....aku hanya ingin memberikan sesuatu padamu"

Aldira membuka tas bahu berwarna putih berpadu merah muda itu, dan mengeluarkan sebuah album foto yang cukup tebal dengan sampul yang sarat dengan warna pastel dan hiasan cantik.

"ini adalah janji kita saat hari pertama ujian tengah semester....foto yang kita kumpulkan selama 3 tahun ini....."

Aldira menjulurkan album foto, yang segera ku ambil dan mulai membukanya. Foto saat pertama kali aku mengungkapkan rasa cintaku pada Samuel, hingga hari dimana kita menyelesaikan semester akhir. Yang ada di bagian paling belakang. Terdapat banyak warna pastel di setiap foto dan tulisan-tulisan jenaka serta sendu menjadi satu. Aldira juga mengeluarkan album yang hampir sama dengan album yang ku pegang. Dan membukanya.

"aku masih ingat....saat kau mengajakku menginap di rumah Sam, dan aku melihatmu dipeluk Sam setiap saat. Aku kesal kau tau? Saat itu ku harap Aldi ada disana juga...." ujar Aldira menunjukkan ekspresi kesalnya yang di lebihkan.

Reina Where stories live. Discover now