BAB 22: Tell and Retell

3.3K 164 0
                                    

REINA
Minggu pagi ini aku terbangun dari ranjangku. Rumah sangat sepi, karena paman sudah pergi ke Jerman. Setelah membasuh tubuhku dengan air hangat, aku sarapan ditemani para pelayan yang memang ku minta untuk makan denganku. Mereka sangat ramah. Selesai sarapan, aku pergi ke rumah ibu Shinta.

Aku mengetuk pintu rumah yang ada di depanku. Saat pintu terbuka ku lihat Aldira di ambang pintu dengan wajah berseri-seri dan kegirangan.

"Reina....ayo masuk" ujar Aldira menarik tanganku. Membawa ku duduk di ruang tamu.

Aldira pergi ke suatu ruangan yang ku perkirakan adalah dapur. Aku melihat ibu Shinta turun dari anak tangga. Bajunya sangat rapi.

"ehh...Reina...pagi-pagi udah kesini..." sapa ibu Shinta ramah

"iya...mau ngomong sesuatu sama Al..." ujarku

"oh...panggil aja mama, ngak usah ibu...biar lebih akrab...kan aku bukan atasan mu lagi..." ujar bu Shinta duduk di sisiku.

"tapi...aku udah punya ibu angkat sendiri..." tolakku.

"pasti Amanda..." timpal bu Shinta.

"dari mana ibu tau?" Tanyaku.

"Amanda itu adikku. Jadi, kalau kamu panggil dia mama, artinya kamu juga panggil Aku mama oke...." balas bu Shinta, memegang bahuku.

"eh...mama...ngak bilang-bilang kalau udah turun....tau gitu aku buat coklat panasnya lebih...." Aldira, berjalan dari dapur ke arahku membawa dua cangkir gelas berwarna putih. Dengan asap yang mengepul hangat.

"Nih Rei...." lanjut Aldira memberiku salah satu cangkirnya.

"Al....kamu bangunin Aldi sana, bisa-bisa ngak bangun lagi tuh anak...." ujar bu Shinta pada Aldira.

"yah....ma baru aja duduk...." ujar Aldira kesal, sembari berdiri dari sofa dan menuju tanggal.

"Aldi siapa....ma?" Tanyaku ragu.

"oh...dia anak laki-laki mama, dia yang pegang restoran sekarang" jawab bu Shinta.

"oh....aku boleh ngak ajak Al jalan-jalan" ujarku mengalihkan.

"sekarang?"

"iya"

"kalau nanti sore aja gimana, soalnya Al mau mama kenalin sama neneknya" ujar bu Shinta. Dengan penuh penyesalan.

"oh...ya udah....kalau gitu Rei pamit dulu....mau ke rumah Sam aja...." ujarku.

"ngak nunggu Al turun...."

"udah ngak usah..."

Aku beranjak dari sofa, dan segera mengendarai mobilku menuju rumah Sam. Sebenarnya, aku kecewa namun aku juga tidak bisa mencegah. Aldira sudah mempunyai keluarganya sendiri.

Saat aku sampai di rumah Sam. Aku disambut oleh Sandra dan ayahnya yang sedang bercanda sambil membaca koran di teras.

"kak Reina....mobil baru ya...." sapa Sandra menghampiriku dan menunjuk mobil sedan yang ku pakai.

"bukan itu punya pamanku. Aku cuma pinjam" ujarku.

"sini Rei masuk" ujar Daniel---ayah Sandra

"iya om"

"udah punya keluarga sendiri, sekarang panggilannya om...." ujar Daniel sarkatis.

"ehmmm...maaf...." ujarku.

"hehe....ngak om bercanda....ngak apa-apa kok panggil se nyaman mu aja"

Sandra dan ayahnya membawaku masuk ke ruang tamu, disana ada Sam dan mamanya yang sedang berbicara. Sembari meminum kopi. I wish I had their life....

Reina Where stories live. Discover now