BAB 32: Would You Forgive Me?

3.3K 164 0
                                    

REINA

Satu minggu berakhir, tapi Sam selalu muncul di dalam mimpiku dengan wajah dingin dan menghinaku.

Pagi harinya, aku membereskan baju yang ku perlukan dan memasukkannya ke dalam tas ranselku. Hingga paman masuk ke kamarku dengan dahi berkerut.

"kamu mau kemana Rei?" tanya paman.

"aku tidak tahan lagi paman...aku tidak bisa...tiap hari rasa bersalah yang ku alami makin berat...aku tidak bisa...persetan! Dengan perusahaan! Aku tidak membutuhkan harta paman!"

Aku berlari keluar menghentikan taksi menuju bandara. Aku mengambil penerbangan pagi ke Indonesia, karena cuaca masih mendukung untuk penerbangan.

selang tiga jam, pesawat yang ku tumpangi mendarat di Indonesia. Sinar hangat dari matahari membuatku melepas mantel dan syal yang ku kenakan, hingga menyisakan kaus dan celana jeans.

Aku menaiki taksi, menuju rumah Sam. Saat aku mengetuk pintu, Sandra muncul dan terkesiap melihatku. Dan langsung memelukku, menangis. Aku mengusap punggung Sandra menenangkannya. Hingga mama muncul, dan berjalan cepat menghampiriku.

Mereka berdua memelukku erat dengan air mata berlinang.

"maaf aku tidak mengunjungi pemakaman papa...Ehmm...om Daniel" ralatku cepat.

"kau boleh memanggilnya papa Reina...kau putri kami ingat" ujar mama mengusap lenganku.

"baiklah...Ehmm...apa Sam ada di sini?" tanyaku.

"maaf Reina...Sam pergi lima hari yang lalu...dia pergi ke New York dan mengurus perusahaan dari sana..." jelas mama.

"ada apa kok?" tanya Sandra.

"oh..maafkan aku...aku tidak tahu apa-apa tentang kalian...maafkan aku...aku tidak tahu jika Sam ke Jerman menyusulku hanya untuk bertemu denganku...aku tidak tahu saat itu Sam membutuhkanku...saat itu ayah Sam meninggalkan...aku tidak tahu...aku kasar padanya...aku memarahinya...dia pasti membenciku saat ini" ujarku memeluk kedua orang di depanku, menangis tersedu-sedu.

"tidak apa-apa kak...kak Sam tidak membenci kakak...dia berpesan kepadaku...jika nanti kakak datang ke sini...aku di suruh bilang jika...kak Sam selamanya sayang sama kak Rei...jangan sedih" ujar Sandra.

"iya Reina....Sam...tidak membencimu"

"tapi..."

"kakak terlalu banyak bicara...sana kejar kak Sam...jangan terlambat...pasti kak Sam ada di kantornya..." ujar Sandra dengan senyum manisnya.

"iya Reina...mama akan membantumu pergi ke New York..." ujar mama ikut tersenyum.

"tapi bagaimana dengan papa?" tanyaku mengusap air mataku.

"dia bisa menunggu...dia pasti juga tau kalau kamu lagi berusaha buat Sam okay"

"terima kasih ma"

***

"kak salam buat Sammy ya" ujar Sandra saat aku memasuki jet pribadi dari perusahaan papa.

"hati-hati Reina..." ujar mama.

"terima kasih...aku...menyayangi kalian berdua" ujarku sedikit berteriak sebelum jet lepas landas.

Di disinilah aku. Dalam perjalanan menuju New York. Aku menggenggam kertas yang berisi alamat gedung perusahaan Sam.

***

New York, negara pekerja keras, yang tidak kenal waktu. Aku berlari ke dalam gedung dan berlari ke lantai teratas. Tempat dimana Sam berada.

Reina Where stories live. Discover now