BAB 19: Friendship Daily

3.5K 163 0
                                    

REINA
Aku berjalan-jalan ke taman untuk menemani hatiku sebelum masuk kuliah hari ini. Paman melarangku bekerja, daripada melamun di rumah. Aku pergi jalan-jalan.

Aku memfoto pohon, bunga, orang-orang yang berlalu lalang di taman, bahkan jalan setapak yang kupijak. Aku disuruh paman membawa salah satu mobilnya yang ada di garasi. Hingga aku membawa mobil sedan berwarna hitam yang tidak terlalu mencolok ataupun mewah. Siang harinya, aku mengemudikan mobil ke restoran ibu Shinta. Untuk menemui Aldira.

Setelah aku selesai memarkirkan mobil, aku masuk ke dalam restoran. Aku cukup terkesiap saat memasuki restoran, semua tatanan ruangnya berubah. Dulu restoran ini bergaya Perancis klasik ini, berubah menjadi restoran modern, dan hanya meninggalkan sedikit kesan Prancis-nya. Aku duduk di salah satu meja di sudut, dekat dengan jendela. Aku memanggil pelayan yang ku tahu bernama Elsa, dan memesan Frapuccino.

Restoran ini tidak cukup ramai, hanya ada beberapa pelanggan tetap saja. Ku lihat Aldira keluar dari pintu dapur, dan tatapannya langsung mengarah padaku. Dia pun menghampiriku.

"kamu baru datang..." ujar Aldira.

"hnmm..." gumamku, menyetujui.

"kangen sama aku ya..." ucap Aldira.

"Huh?!...no...aku cuma mau ngajak kamu berangkat bareng..." jelasku.

"kan masih jam 3 sore nanti, sekarang baru juga jam 1" tegas Aldira

"aku tunggu...lagian ngak ada kegiatan di rumah. Paman larang aku kerja" ujarku.

"oh...oke lah...tunggu 2 jam lagi ya..." ujar Aldira mengangkat dua jarinya.

"Iya..iya.."jawabku.

"ALDIRA!!!" Teriak seorang laki-laki, yang menghampiri Aldira dan aku.

Laki-laki itu cukup tampan, tapi sepertinya aku pernah melihat laki-laki itu dulu.

"aku suruh kamu kerja, bukan ngobrol" ujar laki-laki itu. Memberi tatapan tajam ke Aldira.

"tugasku udah selesai chef, suruh apa lagi?" balas Aldira geram.

"cepat kamu, kupas lagi kentang yang ada di gudang penyimpanan" suruh laki-laki itu.

"kan masih banyak yang udah di kupas, aku taruh di lemari pendingin semua" bantah Aldira.

"kamu berani lawan chef kamu sendiri?" Tanya laki-laki itu mulai geram.

"aku kesel tau...dari tadi pagi kamu nyuruh aku ini...itu" ujar Aldira, memainkan tangannya.

"guys stop....kalau mau berantem jangan disini Al..." potongku.

"oke...aku kerja lagi...tapi aku minta bonus..." putus Aldira.

"jika kau bisa mengupas dua kilogram kentang dalam waktu dua jam" tekan laki-laki itu.

"siapa takut?" tantang Aldira.

Aku hanya tersenyum tipis melihat dua orang itu menjauh. Namun saat aku baru menikmati ketenangan, Sam tiba-tiba duduk di hadapanku.

"apa yang kau lakukan?" Tanya Sam.

"menunggu Aldira" jawabku.

"Kau sendiri kesini" Tanya Sam.

"Iya...pamanku meminjami ku mobilnya"

"apa itu kamera sendiri?" Tanya Sam, menunjuk kamera DSLR yang ku pegang.

"ini punya ayahku..." jawabku.

"Kau tau...jika aku boleh jujur. Lebih baik kau terus menggunakan bahasa Indonesia saja" lanjut ku.

"apa bahasa inggris ku, tidak jelas?" Tanya Sam.

Reina Where stories live. Discover now