Kinal saat ini sedang dinner bersama Naomi di kepulauan seribu. Kinal menemani Naomi untuk menikmati udara pantai di pulau bidadari. Pulau itu terletak dipinggir kota Jakarta.

Naomi mengajak Kinal berlibur ke pantai dengan alasan dirinya bete di apartement terus dan butuh suasana yang bisa membuatnya tenang untuk sesaat dari kepenatan dan kesibukan yang padat.

Karena saat terkahir Kinal bertemu dengan Naomi, ia menyanggupi permintaan Naomi untuk menemaninya berlibur.

Makanya ketika Shania mengajak Kinal liburan bersama keluarga, ia kaget dan bingung, disatu sisi Kinal sudah janji pada Naomi untuk menemaninya.

"Nal, makasih ya udah ngajak aku ke sini. Tempatnya bagus dan romantis lagi," Naomi sedang duduk didepan Kinal sambil tersenyum manis padanya.

Kinal pun membalas dengan senyum termanisnya. Mereka menikmati makan malam berdua, dan menu yang tersaji adalah aneka seafood.

Makan berdua dipinggir pantai dan ditemani deburan ombak kecil juga gemerlapnya lampu hotel. Pantai yang siang tadi penuh dengan hiruk pikuk pengunjung beralih jadi sunyi di malam hari.

Suasana pantai seperti ini kelihatannya sangat dinikmati Naomi serta Kinal, tanpa merasa terusik dengan lalu lalang pengunjung pantai lainnya. Mereka semua asyik menikmati suasana pantai di malam hari tanpa saling mengganggu.

Dimana pemandangan pantai bidadari di malam hari dapat membius para pengunjung yang sedang berada di sana, termasuk Kinal dan Naomi yang tidak juga beranjak dari mejanya, walaupun makan malam mereka sudah habis tak tersisa.

Karena merasa bosan dan jenuh, Naomi mengajak Kinal untuk jalan-jalan menikmati malam dipinggir pantai, ditemani bintang serta bulan separuh yang menerangi bumi dari langit.

Hembusan angin kencang menerpa wajah Naomi dan Kinal, rambut Naomi dibiarkan terurai begitu saja, membuat orang-orang yang melihatnya seperti terkena badai tsunaomi yang dahsyat.

"Kamu sering ke sini, Nal?" tanya Naomi yang saat itu sedang berjalan disamping Kinal, kaki mereka berdua basah terkena air laut yang dibawa ombak ke pesisir pantai.

"Gak terlalu sering," jawab Kinal santai.

"Oh," Naomi beroh ria dengan jawaban Kinal yang terlalu singkat itu.

"Auw!" erang Naomi. Dia berjongkok sambil memegang kakinya yang sakit, Kinal refleks mengikuti Naomi untuk berjongkok juga.

"Kamu kenapa?" tanya Kinal.

"Gak tau. Kaki aku kaya ketusuk jarum, sakit banget Nal... Auw! Aduh!"

"Coba kuliat," Kinal membawa Naomi menjauh dari pantai. Sampai Naomi berjalan pincang karena kakinya yang sakit, kemudian Kinal memegangi bahu Naomi dengan kedua tangan, dimana Kinal menuntun Naomi perlahan kemudian menyuruhnya duduk diatas pasir.

Setelah itu Kinal melihat bagian kaki Naomi yang terasa sakit, "kayanya kamu kena bulu babi deh."

"Masa sih? Pantes rasanya sakit, perih, pegel dan gatal gitu. Terus gimana?" tanya Naomi ketakutan.

"Tunggu sebentar," Kinal lalu berdiri dan menjauh dari Naomi. Selang beberapa menit kemudian Kinal datang membawa batu yang tak terlalu besar, "aku obatin pakai ini ya?" lanjut Kinal sambil memperlihatkan batu itu ke Naomi.

Kemudian Kinal memukul-mukul kaki Naomi yang tertusuk bulu babi dengan pelan memakai batu yang dibawanya tadi.

"Auw... Sakit banget, Nal!" Naomi mulai merintih kesakitan.

"Tahan ya? Ini salah satu cara untuk menghancurkan duri yang udah patah didalam kaki kamu."

"Argghh... Auw, emang gak ada cara lain untuk ngobatinnya?" Naomi yang kesakitan sambil menatap Kinal dengan wajah memohon agar tidak memukul-mukulkan batu itu ke kakinya yang sakit. Menurutnya ia sudah cukup tersiksa dengan tertusuk bulu babi, ditambah lagi dengan cara pengobatan Kinal yang memukul dengan batu seperti itu.

Pencuri HatiWhere stories live. Discover now