Permohonan

4.6K 280 12
                                    

Auraline menghentikan langkahnya saat melihat keberadaan seorang lelaki yang saat ini duduk tegap disebuah sofa ruang tamu sambil memainkan ponselnya, Auraline mengerutkan keningnya bingung lalu berjalan mendekat.

"Dari mana saja kamu Alya?" Tanya sosok lelaki itu masih dengan posisinya tanpa berbalik melihat ke belakang, seolah dia sudah tahu bahwa yang berjalan mendekat adalah Caralya.

"Aku dari Rumah Sakit, menjenguk teman" jawab Auraline sedikit ragu, pasalnya dia tidak mengenal sosok lelaki itu.

"Bersihkan tubuhmu dulu, lalu turun untuk makan malam bersama" ucap sosok itu memerintahkan dengan tegas, tanpa berkomentar Auraline berjalan menuju kamarnya, dia sudah tidak mau memikirkan hal rumit, tubuhnya terasa sangat lelah sekarang.

Sesampainya dikamar, Auraline segera mandi, lalu berganti pakaian dan berjalan kembali menuruni tangga menuju lantai satu, tempat dimana ruang makan berada.

Selama makan malam berlangsung Auraline hanya diam, gadis itu bingung harus berbicara apa pada sosok laki-laki dihadapannya saat ini. Auraline yakin dia adalah Aldante Raditya Marquel, Kaka kandung Caralya yang sedang menempuh pendidikan diluar negeri, namun saat ini dia pulang ke rumah cukup membuat terkejut, karena didalam cerita novelnya Aldante tidak pernah sekalipun kembali ke rumah selama masa perkuliahannya, bahkan sekedar bertemu kangen dengan sang adik pun tidak, sampai adiknya meninggal dulu barulah Aldante datang dihari pemakamannya.

 Auraline yakin dia adalah Aldante Raditya Marquel, Kaka kandung Caralya yang sedang menempuh pendidikan diluar negeri, namun saat ini dia pulang ke rumah cukup membuat terkejut, karena didalam cerita novelnya Aldante tidak pernah sekalipun kembal...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bagaimana sekolahmu?" Tanya Aldante nampak mengalihkan pandangannya ke arah adik kesayangannya itu yang saat ini sedang fokus makan.

"Cukup baik" jawab Auraline, jujur gadis itu bingung harus bereaksi seperti apa, karena didalam cerita novelnya kan tidak ada interaksi antara Caralya dan Kaka kandungnya.

"Oh ya? Lalu kenapa kamu tidak mengirimkan ku pesan selama satu bulan ini Alya?" Tanya Aldante yang mampu membuat Auraline mengumpat dalam hati, dia lupa mengabari kaka Caralya, padahal itu kebiasaan yang sering Caralya lakukan didalam cerita novelnya, bisa - bisanya dia melupakan hal penting itu.

"Kakakmu ini khawatir Alya, pasti ada sesuatu kan? Coba ceritakan padaku" ucap Aldante lagi nampak khawatir, hal itu membuat Auraline semakin bingung harus bersikap seperti apa, seumur hidup Auraline tidak pernah tau bagaimana harus berinteraksi dengan kakak laki-laki, karena didunianya dulu pun dia adalah anak perempuan pertama.

"Aku hanya ada sedikit masalah disekolah ka, tapi itu tidak terlalu penting ko. Lalu bagaimana denganmu ka?" Tanya balik Auraline untuk mengganti topik.

"Tidak ada hal yang spesial, aku hanya belajar dan terus belajar sampai rasanya ingin mati saat ini juga" ucap Aldante yang langsung membuat Auraline terkejut hingga tersedak oleh makanannya sendiri, aduh sialan.

Uhuk uhuk uhuk

"Minum" ucap Aldante dengan wajah datar sambil menyerahkan segelas air putih ke hadapan Auraline.

Explore The Novel World Where stories live. Discover now