Seburuk Itukah Caralya?

14.8K 721 2
                                    

Bel berbunyi dengan begitu nyaringnya yang menandakan berakhirnya kegiatan belajar di hari ini, waktunya pulang.

Sedari tadi Auraline sama sekali tidak mendengarkan guru menjelaskan didepan, dia juga tidak melihat keberadaan Syakira dikelas, sepertinya gadis itu sedang diberikan hukuman oleh Geovano karena berani membuat seragam lelaki itu kotor, setelah Auraline mengingat - ingat kejadian tadi persis seperti kejadian yang diceritakan di dalam cerita novelnya

"Gue ke toilet dulu" pamit Auraline kepada Tiffany yang saat ini sedang bersiap pulang, gadis itu hanya menganggukkan kepalanya lalu setelah itu Auraline berjalan meninggalkan kelas menuju toilet.

"Tolong" samar - samar Auraline mendengar suara seorang siswi dari arah gudang sekolahnya, dengan kepo Auraline mendekati sumber suara.

Auraline mengidik ngeri saat sampai di gudang sekolahnya yang terlihat sangat sepi, suara itu tidak terdengar lagi. Waduh apa jangan - jangan itu setan ya tadi? dengan segera Auraline berbalik ingin meninggalkan gudang namun langkahnya terhenti saat mendengar suara yang lagi - lagi terdengar membuat Auraline yakin jika itu suara manusia bukan suara setan.

"Ada orang didalam?" Tanya Auraline sambil menempelkan telinganya dipintu gudang.

Buk

Suara hentakan tangan tepat dipintu gudang itu membuat telinga Auraline yang menempel pada pintu gudang terasa berdengung, dengan reflek gadis itu menjauhi pintu, dan jantungnya dibuat berdetak begitu cepat ketika manik matanya melihat sosok lelaki yang saat ini menatapnya dengan wajah datar begitu mengerikan.

Bruk

Seluruh tulang Auraline terasa begitu lemas hingga tubuhnya terjatuh seketika saking terkejutnya dia, bahkan dadanya terasa sesak, sungguh kenapa sih setiap melihat lelaki ini Auraline selalu kicep tidak berdaya, sialan memang.

"Ngapain lu disini?" Tanya Geovano dengan suara baritonnya yang mampu mengguncang jiwa.

"Gue......denger suara di dalam gudang itu" ucap Auraline berusaha sekuat tenaga untuk tidak terbata - bata walau nyatanya susah.

"Bangun" perintah Geovano mutlak yang langsung membuat Auraline dengan segera bangun.

Geovano menatap Auraline dengan lekat hingga rasanya seperti sedang dikuliti perlahan oleh lelaki itu, jantung Auraline kembali berdetak begitu kencang.

Auraline merasakan seperti ada cairan yang mengalir dari telinganya, dengan reflek gadis itu memegang telinganya, betapa terkejutnya gadis itu setelah melihat darah menempel di tangannya yang berasal dari telinganya.

"Kuping lu berdarah" ucap lelaki yang berada dibelakang Geovano, sedari tadi lelaki itu melihat semuanya namun hanya diam.

"Minggir" ucap Geovano dengan tegas membuat Auraline menjauh dari pintu dan seketika lelaki itu membuka pintu gudang yang langsung mendapati Syakira yang sedang menangis dengan wajah pucat dan seragam sekolah yang kotor.

"Nih, elap dulu darahnya" ucap lelaki yang berada di belakang Geovano tadi sambil menyerahkan sapu tangan miliknya, Auraline tidak mengenalnya namun lelaki itu cukup tampan, sepertinya dia juga salah satu tokoh pendamping di cerita ini.

"Makasih" ucap Auraline ramah sedikit tersenyum lalu mengambil sapu tangan milik lelaki itu dan membersihkan darah yang berada ditelinganya.

Lelaki itu membalas senyum Auraline dengan wajah sedikit terkejut, tidak biasanya Caralya berterima kasih kepada seseorang, itu cukup membuat lelaki itu terkejut.

"Kaget gue lu bilang makasih" ucap lelaki itu tanpa sadar yang langsung disesalinya setelah sadar.

"Seseorang bisa kapan aja berubah kan" ucap Auraline sambil tersenyum, jujur memangnya seburuk apa sih sikap Caralya sampai bilang terima kasih saja seperti hal yang sangat tidak lazim gadis itu ucapkan sebelumnya.

"Iya juga sih" ucap lelaki itu dengan senyumnya yang semakin lebar membuat lelaki itu terlihat semakin tampan.

"Angkat dia, No" ucap Geovano kepada lelaki itu yang langsung dituruti.

"Cantik, gue angkat dulu ya" ucap lelaki itu kepada Syakira.

"Gak perlu ko, aku bisa sendiri" ucap gadis itu lemah lalu berusaha berdiri namun terjatuh kembali dengan lemas.

"CK" decakan Geovano membuat gadis itu menunduk takut begitu juga dengan Auraline yang semakin merapatkan mulutnya agar tidak menimbulkan suara.

"Ayo gue bantu" ucap lelaki itu lalu membantu Syakira berdiri.

"Makasih Delano" ucap Syakira tulus sambil sedikit tersenyum.

Oooh oke sekarang Auraline paham, lelaki itu adalah sahabat sedari kecil Geovano si pemeran utama laki - laki, yang nanti plotwistnya lelaki itu menyukai Syakira yang merupakan pemeran utama wanita lalu persahabatan mereka pun terputus sejak itu. Oke sepertinya Auraline sudah berada di awal kisah cinta segitiga mereka bertiga.

"Bawa dia ke UKS" ucap Geovano memerintah lalu setelahnya Delano berjalan menuju UKS dengan Syakira

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Bawa dia ke UKS" ucap Geovano memerintah lalu setelahnya Delano berjalan menuju UKS dengan Syakira.

"Lu yang ngelakuin ini?" Tanya Geovano tepat dihadapan Auraline dengan nada mengintimidasi.

Pertanyaan itu membuat Auraline bingung, bahkan saking bingungnya hingga tidak sadar jika Geovano sudah berada sangat dekat dengan dirinya hingga jarak mereka kian terhapus.

"Jawab gue Alya" ucap Geovano dengan nada marahnya yang seribu kali menyeramkan dari biasanya.

"Bukan gue" ucap Auraline berusaha sekuat tenaga menahan dirinya agar tidak terjatuh lagi.

"Jujur sekarang atau gue gak segan - segan membuat kuping lu yang sebelahnya ikut berdarah bahkan bisa lebih parah dari itu" ucap Geovano dengan nada mengerikan.

Auraline seketika merinding dengan tubuhnya yang diam terpaku, jujur gadis itu takut saat ini, Aura lelaki itu sangat menyeramkan ingin rasanya Auraline menangis, dia ingin pulang.

"Bukan gue, jujur itu bukan perbuatan gue" ucap Auraline dengan nada bergetar menahan tangisnya.

Melihat itu membuat Geovano memundurkan dirinya memberikan jarak untuk gadis itu bernafas, raut wajahnya sedikit melunak.

"Sejak kapan seorang Caralya Augustina Marquel jadi cengeng?" Tanya Geovano dengan menaikkan sebelah alisnya.

Auraline segera berlari meninggalkan Geovano tanpa menjawab pertanyaan lelaki itu, dia sudah tidak perduli, dia ingin pulang saat ini, sungguh tubuhnya bisa hancur jika terus berhadapan dengan Geovano dan aura menyeramkan yang lelaki itu miliki.

Auraline terus berlari hingga tanpa sadar dirinya sudah berada di parkiran sekolahnya, dengan tergesa gadis itu berjalan menuju mobilnya.

"Nona kenapa?" Tanya pak sopir bingung saat melihat Auraline berlari dari arah sekolah.

Auraline hanya menggelengkan kepalanya lalu memerintahkan sopirnya untuk segera pergi dari sekolah, dengan segera dituruti dan setelahnya mobil itu sudah berjalan meninggalkan sekolah menuju rumah.

Di sepanjang perjalanan Auraline hanya diam memandangi sekitar dari kaca mobilnya, dia sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk menangis.

#_#_#_#_#

Jangan lupa vote dan komennya ya guys :)

Waduh udah mulai muncul nih Second Male nya :v

Explore The Novel World Where stories live. Discover now