Ucapan Terimakasih

11.8K 669 3
                                    

Ditengah jam pelajaran Auraline merasa perutnya sangat mules, seperti terlilit, dengan cepat dia meminta izin ke toilet kepada guru yang sedang mengajar didepan.

Setelah mendapatkan izin Auraline berjalan dengan cepat menuju toilet, ditengah perjalanannya gadis itu dicegah oleh seorang murid laki-laki. Melihat itu membuat Auraline memutar bola matanya malas, kenapa harus bertemu lelaki ini sekarang sih, bikin moodnya tidak baik.

"Lu mau kemana?" Tanya lelaki itu yang ternyata adalah Argavi, lelaki itu baru masuk sekolah hari ini.

"Mau ke toilet, perut gue mules banget, minggir" ucap Auraline sambil memegangi perutnya, yang rasanya ia ingin kentut.

Argavi dengan cepat menggeser tubuhnya memberikan Auraline akses untuk berjalan, lalu setelahnya Auraline berlari menuju toilet, sumpah dia sudah tidak tahan.

Beberapa menit kemudian Auraline keluar dari kamar mandi dengan perasaan lega, akhirnya.

"Njir kaget" ucap Auraline terkejut saat melihat Argavi berdiri disebelah pintu toilet seperti sedang menunggu seseorang yang berada didalam toilet.

"Nih" ucap Argavi sambil menyerahkan paper bag ke arah Auraline yang menatapnya bingung.

"Gue gak tau apa yang lu sukain, jadi gue beliin coklat aja kata Delano cewe suka coklat" ucap Argavi setelahnya dengan pandangan lurus tanpa melihat Auraline sama sekali, sepertinya lelaki ini menurunkan gengsinya untuk memberikan ini kepada Auraline.

Melihat itu membuat Auraline tersenyum, dia gemas sendiri dengan tingkah Argavi saat ini, dengan senang hati gadis itu mengambil paper bag nya.

Melihat itu membuat Auraline tersenyum, dia gemas sendiri dengan tingkah Argavi saat ini, dengan senang hati gadis itu mengambil paper bag nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Oh jadi ini tuh ucapan terimakasih hm?" Tanya Auraline dengan nada meledek berusaha untuk menahan tawanya.

"Hm" jawab Argavi masih tidak menatap Auraline bahkan wajah lelaki itu mengarah ke arah lain.

"Oke gue terima ya, makasih Gavi, oh iya lain kali kalau mau ngucapin terimakasih itu tatap mata lawan bicaranya biar mereka tau ketulusan lu berterima kasih ke mereka" ucap Auraline dengan nada lembutnya, jujur melihat Argavi saat ini mengingatkan dia pada adiknya yang memiliki gengsi tinggi setiap ingin meminta maaf dan perilakunya persis seperti Argavi saat ini.

Mendengar ucapan Auraline membuat Argavi tanpa sadar mengarahkan wajahnya ke arah Auraline lalu menatap mata gadis itu lekat, terdapat raut wajah terkejut. Mungkin lelaki itu terkejut seorang Caralya bisa berbicara seperti itu namun Auraline sudah tidak perduli lagi, toh sekarang dirinya lah yang berada ditubuh Caralya entah sampai kapan, pokoknya dia ingin menjadi dirinya sendiri.

"Lu serius Caralya?" Tanya Argavi tanpa sadar.

"Bukan" jawab Auraline jujur.

"Terus siapa?" Tanya Argavi masih belum sadar.

"Seseorang yang terjebak didunia ini" ucap Auraline dengan nada lirihnya, dia teringat kembali bahwa bisa saja dirinya akan menetap didunia ini selamanya tanpa bisa melihat keluarganya lagi.

"Hahahaha" Argavi tertawa, hal itu justru membuat Auraline membuang nafasnya berat, jika dia diposisi Argavi pun gadis itu tidak akan mempercayainya.

"Udah ah ngaco lu, oke gue sekali lagi ngucapin terimakasih kalau saat itu gak ada lu mungkin gue akan menyesal seumur hidup" ucap Argavi dengan nada serius kali ini.

Tiba-tiba saja Auraline mengingat sesuatu, dengan tersenyum gadis itu menatap Argavi.

"Lu tinggal di apartemen bukan?" Tanya Auraline.

"Iya, kenapa?" Tanya Argavi bingung.

"Pulang sekolah gue boleh minjem dapur apartemen lu gak? Gue mau bikin kue ulang tahun buat Tiffany, soalnya gue gak bisa buat kuenya di rumah karena Tiffany kan nginep dirumah gue, jadi gue mau memberi surprise ke dia, boleh gak?" Ucap Auraline dengan panjang yang mampu membuat lawan bicaranya diam sejenak untuk mencerna semua ucapannya.

"Lu? Mau buat kue ulang tahun sendiri buat Tiffany?" Tanya Argavi dengan nada terkejutnya bahkan lelaki itu sampai mundur beberapa langkah saking terkejutnya.

"Iya, boleh gak? Nanti gw bersihin lagi ko" ucap Auraline dengan nada memohon.

"Lu serius?" Ucap Argavi masih tidak percaya.

"Kan gue pernah bilang sama lu kalau Tiffany itu temen gue, jadi gue mau memberikan yang terbaik buat dia di hari ulang tahunnya" ucap Auraline tulus, jujur saja saat masih di dunianya tidak ada teman yang setulus Tiffany kepadanya semuanya hanya datang saat ada butuhnya dan pergi jika sudah tidak butuh berbeda dengan Tiffany yang selalu ada.

"Iya boleh" ucap Argavi pada akhirnya walau wajah lelaki itu nampak masih terkejut.

"Oke terimakasih Gavi, sampai ketemu pulang sekolah nanti" ucap Auraline dengan riang lalu berjalan menuju kelasnya.

Tanpa sadar Argavi tersenyum dengan tulus sambil memandang punggung Auraline lekat hingga punggung kecil itu menghilang dari pandangan nya karena memasuki kelas.

"Sialan perasaan apa ini" ucap Argavi sambil memegang dadanya yang terasa berdetak begitu cepat.

#_#_#_#

Jangan lupa vote dan komennya ya guys :)

Hayoo........ kalian suka gitu gak guys? Gengsi bilang maaf dan terimakasih ke orang?

Explore The Novel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang