BAB 45

15.3K 1.7K 5.2K
                                    

Double up bab (44, 45) kalau belum baca bab 44, baca dulu biar nggak bingung.

Happy reading

Tandai typo dan jangan lupa tinggalkan jejak

Sean memasuki kamar rawat istrinya, wajahnya sudah diobati oleh Vanila dan untuk Thunder sudah dibawa ke rumah sakit oleh Felix

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sean memasuki kamar rawat istrinya, wajahnya sudah diobati oleh Vanila dan untuk Thunder sudah dibawa ke rumah sakit oleh Felix. Sean menatap lamat wajah cantik istrinya, tangannya terulur untuk mengusap puncak kepala Sea.

"Sayang, cepatlah sadar," pemuda itu menunduk untuk mencium kening Sea.

Sean sangat lelah, karena dirinya tidak tidur sama sekali. Ia tidak bisa memejamkan mata, karena perasaannya tidak akan tenang kalau Sea masih belum membuka mata.

"Gue janji nggak bakalan marahin lo, karena anak kita nggak bisa bertahan sampai dilahirkan. Tapi lo harus bangun ya? Jangan tidur lama-lama, gue nggak sanggup Sea," bisiknya.

"Nanti kita masih bisa punya anak lagi. Atau kalau lo nggak mau punya anak, gue nggak masalah. Gue terima keputusan lo dan nggak bakalan nuntut buat punya anak lagi, tapi lo harus bangun dulu!" lanjutnya sambil membenamkan wajahnya di bahu Sea.

"Jangan benci gue, karena nggak bisa ngelindungin Ravin dan anak kita," Sean mengusap perut istrinya yang sudah tidak membuncit lagi.

Pemuda itu tidak tahu harus melakukan apa, agar Sea melewati masa kritisnya dan kembali sadar. Sean mencium bahu istrinya, ia mencoba menangkan pikirannya yang sedang kacau.

Suara ketukan pintu membuatnya berdecak kesal, terpaksa ia berdiri dari duduknya dan melihat siapa orang yang sudah mengganggunya.

"Ngapain lo kesini?" tanya Sean dengan nada tidak sukanya.

"Gue mau minta maaf atas kejadian tadi," ucap Thunder yang baru sadar, pemuda itu memang dibawa ke rumah sakit yang sama dengan tempat Sea dirawat.

"Masuk!" Sean membuka pintunya lebih lebar, ia mempersilahkan Thunder untuk melihat keadaan Sea.

Thunder melihat sosok Sea yang terbaring lemah, pemuda itu menggerakkan kakinya menuju hospital bed. Wajah yang selalu menunjukkan ekspresi ceria dengan binaran mata hijau indahnya, kini terlihat pucat dengan mata yang terpejam erat.

"Maaf kalau perkataan gue terlalu berlebihan, soalnya Sea udah gue anggap sebagai adik gue sendiri. Gue takut lo nggak cinta sama Sea, tapi gue sadar kalau lo emang lebih cinta sama Sea daripada Luna," ucap Thunder.

"Gue nggak pernah cinta sama Luna, meskipun gue sama dia udah bersama dari kecil. Apa yang gue lakuin cuma buat ngelindungi keluarga gue dan juga Sea," jujur Sea.

Thunder mengangguk, pemuda itu menepuk bahu temannya. "Sea baru kehilangan Ravin dan anak kalian, jadi gue harap lo jangan kasar sama dia. Sea butuh perhatian lebih dan pengertian dari lo sebagai suaminya, gue titip Sea ya? Gue balik lagi setelah gue bisa berdamai sama diri gue sendiri."

The Villain's Obsessed (End)Where stories live. Discover now