BAB 12

36.8K 3.1K 326
                                    

Happy reading

Tandai typo dan jangan lupa tinggalkan jejak

Sea tidak berani membuka suaranya, karena di ruangan tempatnya berada tidak hanya teman-teman Sean yang berkumpul

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Sea tidak berani membuka suaranya, karena di ruangan tempatnya berada tidak hanya teman-teman Sean yang berkumpul. Tetap juga ada sosok perempuan yang membuat Sea sedikit panik, bagaimana tidak panik kalau tokoh utama sudah menjalin hubungan yang sangat dekat dan dirinya belum menemukan calon pasangan yang tepat untuk Sean.

"Bang Sean," bisiknya kepada Sean yang sejak tadi menatap tajam semua orang yang ada di ruangan tersebut.

"Apa?" sentaknya.

Sea kembali terdiam, ia tahu penyebab kemarahan kakaknya pasti adalah sosok Luna yang bersama Thunder. Sepertinya Sea harus cepat-cepat mencari orang itu, agar Sean tidak bernasib sama seperti di novel.

"Jangan galak-galak dong, Bos. Kasian Sea jadi takut," ucap Yoshi yang sejak tadi sudah gatal ingin memukul kepala Sean.

"Bener tuh, si Sean bawaannya emosi mulu. Heran gue," Luna ikut menimpalinya.

"Diem lo! Nggak usah ikut campur!" Sean menatapnya dengan tajam.

"Astaga, udah napa. Mending lo ngomong kenapa Sea dibawa kesini, daripada marah-marah," ucap Thunder yang tidak tega melihat wajah Sea yang terlihat begitu tegang.

"Dia adik gue, kalian harus jagain dia kalau nggak ada gue," ujar Sean kepada teman-temannya.

"Sea kenalin nama kakak, Lunar. Kamu bisa panggil kak Luna, kebetulan Kakak punya adik cowok yang juga masih SMA dan satu sekolah sama kamu," Luna menghampiri Sea dan mengajaknya berkenalan.

"Salam kenal kak Luna, kalau boleh tau siapa nama adiknya, Kakak? Siapa tau aku kenal," kata Sea yang terlihat lebih santai daripada tadi.

"Namanya Ga—"

Brak!

"Eh setan! Lo kenapa malah hancurin meja?" tanya Thunder yang hampir terkena lemparan meja.

"Lo jauh-jauh dari Sea!" bukannya menjawab temannya, Sean malah menyuruh Luna untuk menjauh dari adiknya.

"Dasar abang-abang posesif, awas ngejilat ludah sendiri!" sindir Luna yang masih ingat kalau Sea cuma dianggap mainan sama Sean.

Sea menatap ke arah Sean yang juga menatapnya, pemuda itu membuang muka dan kembali duduk di tempatnya. Seseorang menepuk bahu Sea, membuat gadis itu menoleh dan Yoshi menyuruhnya untuk berkenalan dengan yang lain.

"Yang ini namanya Ravin, dia tukang tidur. Padahal Sean habis ngancurin meja, tapi dia masih molor," kata Yoshi sambil membangunkan pemuda yang sejak tadi tidur di sofa dekat tangga.

The Villain's Obsessed (End)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant