BAB 33

18K 2K 1.9K
                                    

Double up!

Happy reading

Tandai typo dan jangan lupa tinggalkan jejak

Tandai typo dan jangan lupa tinggalkan jejak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Prang!

Sean menghancurkan barang di kamarnya, ia tidak bisa tidur dan melampiaskannya kepada semua barang yang ada di dalam kamarnya. Tangan pemuda itu terlihat mengucurkan darah yang cukup banyak, tetapi ia masih belum berhenti.

"SEA!"

Sean menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur, nafasnya masih memburu. Belum sehari Sea dibawa kabur oleh Ravin, keadaan Sean terlihat tidak baik-baik saja. Pemuda itu tidak bisa menahan emosinya dan memarahi siapapun yang lewat di hadapannya, pagi tadi sudah ada lima maid yang dipecat tanpa alasan oleh Sean.

"Ravin, lo harus mati! Beraninya lo bawa Sea pergi!" pemuda itu kembali duduk, tangannya mengepal kuat.

"Nggak ada yang bisa rebut Sea dari gue, siapapun itu!" Sean berdiri dan melangkah keluar dari kamarnya yang sudah seperti kapal pecah.

Kaki panjang pemuda itu melangkah ke kamar sebelah, kamar milik Sea. Ia membuka pintu kamar adiknya dan hal pertama yang ia rasakan adalah suasana dingin. Aroma Sea menyapanya, ia menyukai aroma segar yang keluar dari tubuh gadis itu.

"Sea, kenapa lo pergi bawa anak gue?" Sean menidurkan tubuhnya di tempat tidur Sea.

Pemuda itu mulai mengantuk, kamar Sea begitu nyaman dan menenangkan. Sean ingin tidur, tapi ia tidak bisa— di kepala pemuda itu masih terbayang-bayang apa yang dilakukan Ravin kepada Sea. Sean kembali terduduk, pemuda itu mengacak-acak rambutnya dengan kesal.

"Kalau sampai Ravin nyentuh Sea, gue potong tangannya dan siksa dia sampai mati sendiri!"

Tatapan Sean terlihat dingin, ia akan membunuh siapapun yang berani menyentuh Sea—karena gadis itu hanya miliknya dan hanya Sean yang bisa menyentuhnya. Sudut bibir pemuda itu tertarik, sejauh apapun Sea pergi—gadis itu pasti akan kembali padanya.

"Sea, lo bisa bersenang-senang sama Ravin. Tapi itu cuma sebentar, karena gue bakalan jemput lo! Kemana pun lo pergi, gue pasti nemuin lo—bahkan dalam keadaan hidup atau mati!" Sean keluar dari kamar Sea.

"Papa!" panggilnya sambil mencari keberadaan Felix.

"Kenapa?" Felix keluar dari ruang kerjanya, pria itu tidak pergi ke kantor hari ini.

"Sea?"

Felix menggeleng dua kali, pria itu masih belum menemukan keberadaan Sea. "Belum sehari Sea menghilang, mungkin besok atau lusa baru kita bisa melacak keberadaan mereka."

"Aku mau sekarang!" kata Sean.

"Bumi ini sangat luas dan kita tidak bisa menemukan dua orang dalam waktu sehari, tunggu sebentar! Paling lama dua hari, Papa janji akan menemukan keberadaan mereka—cuma dua hari."

The Villain's Obsessed (End)Where stories live. Discover now