BAB 38

17.8K 1.9K 713
                                    

Sebelumnya aku mau bilang kalau hari ini triple up (bab 36, 37, 38). Jadi yang belum baca bab sebelumnya, bisa dibaca dulu biar nggak bingung.

Happy reading

Tandai typo dan jangan lupa tinggalkan jejak

Sea merasakan usapan lembut di pipinya, ia menggeliat pelan dan sesuatu yang dingin menyentuh pipinya berkali-kali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sea merasakan usapan lembut di pipinya, ia menggeliat pelan dan sesuatu yang dingin menyentuh pipinya berkali-kali. Sea membuka matanya dan yang pertama kali dilihatnya adalah wajah Sean yang begitu dekat, pemuda itu menyunggingkan senyuman yang terlihat berbeda.

Sea mengerjapkan matanya, ia merasa masih tertidur dan bermimpi. Sebab sangat mustahil melihat sosok Sean yang tersenyum seperti ini, Sea kembali memejamkan matanya untuk memastikan—tetapi ia merasakan cubitan di pipinya dan itu bukan mimpi.

"Bangun, udah sore. Lo belum makan dari tadi siang, nanti dilanjut lagi tidurnya," ucap Sean yang masih belum melepaskan tangannya dari pipi sang istri.

"Bang Sean?" kernyit Sea yang masih belum yakin dengan penglihatannya.

"Kenapa manggilnya masih kayak gitu? Gue udah jadi suami lo, bukan abang lo!" kesal Sean yang langsung menjauhkan tubuhnya.

Pemuda itu turun dari tempat tidurnya, lalu memasuki kamar mandi. Sea masih bingung, gadis itu merubah posisinya menjadi duduk dan tatapannya terjatuh pada sebuah foto besar yang ada di dinding kamar Sean.

"Kok merinding ya?" Sea turun dari tempat tidur, ia melihat lebih dekat foto besar tersebut dan juga beberapa foto kecil di sekitarnya.

Foto paling besar adalah foto pernikahannya dengan Sean, padahal mereka menikah tadi—kenapa fotonya sudah tertempel di dinding kamar Sean? Belum lagi foto-foto kecil di sekitar foto paling besar, semuanya adalah foto Sea—hampir memenuhi dinding kamar Sean.

"Apa arti dari foto-foto ini?" bingungnya.

Sepasang tangan melingkar di perut Sea, membuatnya mendongak dan ia dapat melihat wajah Sean yang masih sedikit basah. Pemuda itu menunduk dan tersenyum tipis, kemudian Sean menumpukan dagunya di bahu sang istri.

"Lo suka sama foto-fotonya? Atau masih kurang?" tanyanya sambil mengecupi bahu Sea yang masih terlapisi piyama tipis.

"Aku nggak ngerti kenapa bang Sean pasang foto-fotoku sebanyak ini?" Sea merasa tidak nyaman dengan pemandangan yang dilihatnya—ia benar-benar dibuat merinding.

"Jangan panggil gue kayak gitu, panggil gue SAYANG!" geram Sean yang tidak suka mendengar panggilan dari istrinya.

Huwek!

Sea langsung melepaskan pelukannya dan berjalan ke kamar mandi, perutnya tiba-tiba mual saat mendengar permintaan Sean. Beruntungnya Sea bisa menahannya dan memuntahkannya di dalam kamar mandi.

The Villain's Obsessed (End)Where stories live. Discover now