BAB 43

15.6K 1.8K 1.3K
                                    

Hari ini double up bab (42, 43) jadi kalian yang belum baca bab sebelumnya, bisa dibaca dulu biar nggak bingung.

Happy reading

Tandai typo dan jangan lupa tinggalkan jejak

Ravin dibawa ke rumah sakit, karena pemuda itu jatuh pingsan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ravin dibawa ke rumah sakit, karena pemuda itu jatuh pingsan. Sea semakin kalut, ia takut terjadi sesuatu kepada abangnya. Belum pernah Sea melihat abangnya kesakitan seperti itu, bahkan saat kematian orang tua mereka—pemuda itu tidak menangis sama sekali. Entah kalau di belakang Sea, gadis itu belum pernah melihat abangnya menangis.

"Apa lagi yang kamu rencanakan?" tanyanya kepada Sean yang duduk di sebelahnya.

"Apa maksud lo? Lo nuduh gue?" tatapan Sean kian menajam.

"Kalau bukan kamu, maka siapa lagi? Bukannya kamu selalu—"

"Bukan gue!" pemuda itu memotong kalimat Sea.

"Terus siapa, Sean? Cuma kamu yang bisa ngelakuin hal jahat kayak gitu, sebenarnya apa salahku dan bang Ravin? Kenapa kamu—" gadis itu tidak bisa melanjutkan kalimatnya, bahunya bergetar hebat dan dadanya semakin sesak.

"Bukan gue, Sea. Gue nggak ngelakuin apapun sama Ravin, kita juga nggak tau apa yang sebenarnya terjadi sama dia. Kita tunggu kabar dari dokter," Sean menarik sang istri ke dalam dekapannya.

Kali ini pemuda itu bersumpah, kalau bukan dirinya yang membuat Ravin seperti itu. "Gue bersumpah kalau gue nggak ngelakuin apapun sama Ravin, gue nggak sejahat itu sama temen gue sendiri—apalagi dia abang lo. Lo harus percaya sama gue!"

Sea tidak menjawabnya, bagaimana mungkin dirinya bisa percaya dengan Sean setelah apa yang pemuda itu lakukan kepada dirinya dan juga Ravin?

"Kita tunggu kabar dari dokter, lo jangan banyak pikiran dan inget sama kandungan lo," bisik Sean yang masih mengusap punggung istrinya, agar Sea merasa lebih tenang.

"Kalau terjadi sesuatu sama bang Ravin, maka jangan harap kamu bisa lihat aku lagi!"

Sean menegang, pemuda itu mengepalkan tangannya di balik punggung Sea. "Kenapa lo nggak percaya sama gue? Bukan gue yang ngelakuinnya!"

"Tapi karena kamu, bang Ravin kehilangan kakinya!" Sea melepas paksa pelukannya.

"Itu salah dia, karena udah berani bawa kabur lo dari gue! Gue udah nggak ngelakuin apapun, setelah kita nikah. Soalnya gue udah berhasil nikahin lo, jadi buat apa gue ngelakuin hal yang buat lo makin benci sama gue? Sayang, tolong percaya sama gue!" Sean menangkup wajah cantik istrinya.

Sea menggeleng, ia melepaskan tangan pemuda itu di wajahnya. "Apa kamu lupa tadi berdiri di depan kamarku dan tersenyum?"

"Astaga, lo nuduh gue karena itu? Gue cuma nawarin bantuan, soalnya wajah lo panik dan gue nggak tau kalau Ravin yang kesakitan," jawab pemuda itu.

The Villain's Obsessed (End)Where stories live. Discover now