BAB 41

15.5K 1.7K 1K
                                    

Sebelumnya maaf atas ketidaknyamanannya, memang wp tadi nggak muncul notif update bab terbarunya/wp suka eror.

Terus tadi ada masalah sedikit yang bikin mood aku hancur, tapi masalahnya udah aku lupain. Terima kasih buat kata-kata penyemangatnya 🥰

Aku jadi lebih baik dan aku tau kalian pasti nungguin cerita ini update, jadi aku update lagi sebagai permintaan maafku 🙏🏻

Happy reading

Tandai typo dan jangan lupa tinggalkan jejak

Sean melirik istrinya yang sejak tadi hanya diam, mungkin Sea masih terkejut dengan apa yang dilihatnya tadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sean melirik istrinya yang sejak tadi hanya diam, mungkin Sea masih terkejut dengan apa yang dilihatnya tadi. Sean memakluminya dan pemuda itu tidak banyak bertanya, karena dirinya terlalu gegabah tadi.

Sean tidak bisa menahan emosinya, saat melihat istrinya ditodong dengan pisau yang begitu tajam. Sean tidak akan diam saja, kalau istrinya dalam bahaya. Tidak ada yang boleh melukai istrinya, meskipun hanya sebuah goresan kecil.

"Sayang?" suara Sean terdengar serak.

Sea terhenyak dari lamunannya, gadis itu menoleh dan baru sadar kalau mereka sudah sampai. Sean mengulurkan tangannya, meminta istrinya untuk turun. Pemuda itu sudah turun dari mobilnya sejak tadi, tetapi ia tidak mengatakan apapun—hanya menatap wajah Sea yang sedang melamun.

"Lupakan kejadian tadi, gue nggak mau lo kenapa-napa," ucap Sean.

"Lo nggak usah khawatir tentang kejadian tadi, dia pantes mati karena udah berani ngancem dan mau ngelukain lo," pemuda itu menahan geramannya.

"Tapi nggak harus dibunuh juga," suara Sea akhirnya terdengar.

"Kenapa nggak? Dia pantes mati, atau lo kasian sama dia? Lo suka sama dia?" tanya Sean yang tidak bisa menyembunyikan kecemburuannya.

Sea menggeleng, ia tidak pernah menyukai Iel. Hanya saja gadis itu masih tidak menyangka kalau Iel akan mati di tangan Sean, apalagi hubungan keluarga Delwin dengan keluarga Iel sudah seperti saudara.

"Lo jangan terkecoh sama tampang Gabriel dan Luna, mereka bukan orang baik. Lo bakalan tau nanti, tapi gue harap lo jangan kaget berlebihan. Disini ada anak kita, gue nggak mau dia terganggu," Sean mengusap perut membuncit istrinya.

Sea tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, tetapi ia dapat melihat kilatan emosi di mata suaminya. Apa ada rahasia yang tidak pernah diungkapkan di dalam novel? Sebab dirinya seperti melewatkan sesuatu, padahal Sea sudah membaca semuanya sampai akhir cerita.

"Sayang, gue udah bilang jangan mikir yang aneh-aneh! Kita belum ketemu sama Papa, gue nggak mau lo kontraksi lagi!" Sean menarik pelan dagu sang istri, agar menatapnya.

Sea mengangguk, tadi dirinya hanya mengingat isi novel. Gadis itu melihat Felix dan Vanila yang duduk di ruang tamu, ada Ravin juga yang duduk di kursi rodanya.

The Villain's Obsessed (End)Where stories live. Discover now