CHAPTER 57 - Kecurigaan yang Menjadi Kenyataan

69 13 4
                                    

Urusan melamar pekerjaan di kantor Tante Kenia tak seribet waktu wawancara di perusahan mode Ed Sabino.

Anna hanya perlu datang untuk wawancara sebagai syarat administratif saja. Selain itu ada juga tes kemampuan keterampilan, seperti surat-menyurat, bahasa Inggris, dan komputer.

Tak perlu waktu lama, pengumuman bahwa ia bisa bekerja mulai Senin sudah ada di tangannya.

Anna senang tentu saja. Tugas admin lebih mudah daripada tugasnya sewaktu menjadi staf R and D. Meskipun gajinya tak sebesar sebelumnya, ia tak mengeluh. Yang penting ia punya kesibukan untuk dilakukan.

Sepulang dari kantor Tante Kenia, seperti rencananya semula, Anna ke rumah lamanya untuk mengambil mobilnya. Rumah itu masih tetap sama, padahal sudah beberapa bulan Anna tinggalkan. Ini pertama kalinya bagi Anna kembali ke rumah ini lagi sejak ia pindah ke rumah Evander.

Rumah ini masih tetap sama. Siang yang cerah tapi rumah ini sangat sepi. Anna tak berharap ia akan bertemu anggota keluarganya yang lain.

Papanya biasanya ada di kantor. Mama Rica pastinya sedang mengantar Diva syuting atau pemotretan. Tapi Anna bisa menyapa Unti atau Bi Min.

Seperti dugaannya tak ada yang memperhatikan taman kecil di halaman luar. Hanya rumput-rumput dan palem botol yang ada. Baru sekitar enam bulan ia tinggalkan rumah ini, rumpun suplir dan keladinya sudah hilang entah ke mana.

Anna membuka pintu depan dan masuk ke rumahnya yang sepi. Tak nampak keberadaan Bi Min dan Unti yang biasanya sibuk dari pagi hingga siang.

Anna menaiki undakan tangga. Ada suara berisik di lantai atas. Bukan suara Bi Min atau Unti, tapi suara berisik yang membuatnya curiga dan merasa tak nyaman.

Anna ragu apakah harus terus melangkah ke kamarnya atau tidak. Tapi, ia sudah telanjur sampai ke sini. Tak mungkin ia balik kanan dan membatalkan niatnya hanya karena suara berisik yang didengarnya.

Dengan langkah senormal mungkin, Anna melanjutkan langkahnya naik ke lantai atas. Dan benar saja. Di sofa bulat di ruang santai lantai atas, Anna melihat dua orang yang sedang dimabuk asmara, duduk berpangkuan, dan sialnya tanpa mengenakan apa-apa di bagian bawah tubuhnya. Yang perempuan bahkan polos tanpa sehelai benang pun menempel di tubuhnya.

Laki-laki yang memangku perempuan muda itu, terkejut saat melihat Anna. Ia melemparkan pasangannya ke sofa di sampingnya dan menutupi tubuh bagian bawahnya dengan cushion.

Sang perempuan dengan wajah tak kalah terkejutnya juga melakukan hal yang sama. wajahnya pucat pasi karena ketahuan melakukan hal terlarang di rumah.

Anna hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Diva dan pacarnya itu. Apalagi mereka berani melakukannya di rumah.

Anna mengira papa dan Mama Rica pasti ada di luar kota, bahkan di luar negeri sehingga mereka dapat bercinta dengan bebas di rumah.

"Aku hanya mau mengambil kunci mobilku. Saranku kalian tidak melakukannya di sini. Bukan hanya aku yang akan memergoki kalian di sini," ujar Anna.

Devan pacar Diva hanya bisa menatap Anna yang berlalu ke kamarnya. Ia tak punya pembelaan karena tertangkap basah bercinta dengan Diva di rumah.

Sudah dua hari orang tua Diva berlibur ke Bali dan Lombok. Diva mendapatkan voucher liburan selama seminggu dan berhasil meyakinkan orang tuanya untuk berlibur bersama. Sedangkan ia dan Devan bisa bebas berasyik masyuk di rumah.

Bi Min dan Unti hanya diperbolehkan bekerja di lantai bawah. Sedangkan lantai dua rumah itu bebas mereka gunakan untuk kegiatan apa saja.

"Kunci mobilku ke mana?" tanya Anna sambil melongokkan kepalanya ke ruang santai. Kedua makhluk beda jenis kelamin itu sudah berpakaian dengan pantas sekarang.

CEO'S LADYWhere stories live. Discover now