CHAPTER 29 - Ulang Tahun Diva

107 9 0
                                    


Beberapa hari dalam sepekan mengunjungi Kenia rasanya sangat menyenangkan. Dua hari dalam seminggu Kenia bekerja dari rumah. Dan pada saat itu Anna bebas mengunjunginya.

Biasanya siang hingga sore Anna menghabiskan waktunya di sana. Mengobrol tentang apa saja. Bahkan, mendengar dengan penuh minat saat Kenia bercerita tentang Evander saat masih remaja.

Kenia menunjukkan foto Evander saat masih SMA. Wajah kaku dan seriusnya ternyata sudah ada sejak ia remaja. Wajah tampannya juga sudah bawaan sejak lahir. Wajahnya tak kalah dengan Hardin Scott, tokoh fiktif sebuah film adult romance yang pernah ditontonnya bersama Hana dan Danila.

Anna pulang sore itu dengan langkah ringan. Seperti biasa rumahnya hanya menyisakan Karyo sebagai penghuni. Ia menyambutnya di depan gerbang.

"Tadi ada undangan, Non. Saya taruh di ruang tamu," lapor Karyo setelah membuka gerbang untuk Anna.

Anna mengangguk dan tersenyum setelah mengucapkan terima kasih pada penjaga setia yang tinggal di paviliun dekat garasi.

Saat di ruang tamu, Anna melihat undangan berwarna pink ada di meja. Ia mengambilnya dan membaca pengirimnya. Tertulis nama Annabella dan suami di bagian depan amplop.

Ternyata Diva, yang akan mengadakan ulang tahun minggu depan di salah satu hotel mewah. Bukan hanya ulang tahun tapi juga peluncuran single perdananya.

Hebat, setelah menjadi aktris dan model, Diva tampaknya juga menjajal dunia tarik suara. Selebritis dengan paket lengkap sebentar lagi akan disematkan padanya.

Anna membawa undangan itu ke kamarnya. Ia bisa datang. Dan tampaknya wajib datang karena meskipun segan, Anna tak pernah melewatkan acara-acara yang digelar Diva. Bagaimana pun juga ia masih menghormati ayahnya.

Undangan ini juga merupakan kali pertama ia akan bertemu papanya. Ayahnya belum sekali pun bertandang ke rumah Evander. Anna pun juga tak pernah pulang ke rumah setelah tinggal di sini. Sesekali mereka hanya bersua melalui pesan maupun telepon.

Semoga saja Evander tak menolak ajakannya untuk datang ke pesta. Setelah beberapa lama menjadi Nyonya Alakai, Anna semakin tahu kalau Evander sangat tidak menyukai keramaian. Anna hanya pernah dua kali diajak ke pesta koleganya. Selain itu Anna tak pernah pergi berdua dengan Evander ke suatu acara yang melibatkan banyak orang.

"Undangan siapa?" tanya Evander malam itu saat duduk di tepi ranjang dan melihat undangan tergeletak di atas meja kecil di samping ranjang.

"Diva ulang tahun minggu depan," jawab Anna sambil matanya tak beralih dari buku yang dibacanya.

"Kau datang?" tanya Evander lagi.

"Aku tak punya alasan untuk tidak datang," jawab Anna,"kau bisa ikut?" tanya Anna berharap sambil menatap suaminya.

Evander menatap Anna lama. Pestanya Jumat malam. Meskipun sudah termasuk weekend, tapi tetap hari kerja bagi Evander. Apalagi minggu depan tamunya dari Turki akan datang. Kerja sama yang sudah dimulainya sejak satu tahun terakhir tampaknya sudah mulai membuahkan hasil. Kalau berhasil, perusahaannya bisa mulai ekspansi ke Eropa dan Timur Tengah.

"Aku belum tahu. Ada konglomerat dari Turki yang akan datang untuk menjajaki kerja sama. Kalau ada waktu akan aku sempatkan. Tapi, jangan terlalu berharap," ujar Evander.

Anna mengangguk. Seperti yang sudah ia duga pekerjaan adalah nomor satu bagi Evander. Apalagi konglomerat Turki, yang entah siapa namanya Anna tak tahu, yang datang. Tentu Evander akan lebih mengutamakannya daripada sekadar pesta ulang tahun Diva.

"Pakai saja sedan di garasi. Rudi biar stand by di sini," ucap Evander.

Anna kembali menganggukkan kepalanya. Mungkin ia hanya perlu datang, memberi ucapan selamat, ngobrol sebentar, lalu pulang. Tak perlu berlama-lama karena ia tahu pesta ala Diva seperti apa.

CEO'S LADYWhere stories live. Discover now