CHAPTER 30 - Lagu untuk Diva

95 12 2
                                    


Anna menoleh dan mendapati Evander duduk di sampingnya, memakai setelan jas biru tua yang senada dengan gaun yang dipakainya. Anna tersenyum setidaknya bukan dirinya seorang yang salah kostum.

"Nampaknya hanya kita yang berbeda," bisik Evander di telinga Anna yang membuat Anna tertawa.

"Bukan salah kita," ujar Anna.

"Aku lebih baik salah kostum daripada harus pakai jas pink seperti yang lain," ucap Evander sambil bergidik membayangkan dirinya memakai jas pink cerah.

"Mereka tadi membiarkanmu masuk?" tanya Anna karena ia tahu Evander tak memiliki undangan karena sudah Anna bawa terlebih dahulu.

"Tentu saja," jawab Evander.

"Tanpa undangan?" tanya Anna sangsi.

"Aku hanya mengatakan namaku dan mereka membiarkanku masuk," ujar Evander tenang.

Anna menatap Evander lama. Bisa-bisanya penerima tamu di depan langsung membiarkannya masuk hanya berbekal nama. Apa mungkin nama laki-laki ini sudah sudah begitu terkenalnya seantero dunia.

"Pekerjaanmu sudah selesai?" tanya Anna.

"Sudah, makanya aku bisa nyusul ke sini," ucap Evander.

Sepulang kantor dan menjamu tamunya hari ini, Evander langsung pulang dan hanya sempat mandi dan berganti pakaian. Ia juga menyuruh Rudi yang membawa Flying Spur-nya dan menunggu Anna di tempat parkir untuk pulang terlebih dahulu. Evander membawa mobilnya sendiri dan saat pulang nanti Anna tentu akan ikut dengannya.

Semenjak Evander datang, Anna tak lagi memusatkan perhatiannya pada acara Diva. Ia merasa tak sendirian lagi karena ada Evander di sampingnya.

Ia tak begitu memperhatikan beberapa lagu yang dinyanyikan Diva. Anna juga tak terlalu fokus saat Diva dan Devan yang menyanyikan sebuah lagu cinta secara duet.

"Mereka terlalu memaksakan diri," ujar Evander.

Anna tahu siapa yang dimaksud. Tapi bukankah itu wajar bagi artis-artis zaman sekarang apalagi yang tengah berada di puncak karir. Bisa menggeluti berbagai bidang keartisan bisa semakin menguatkan namanya di dunia entertainmen.

"Aku ingin mendengarmu menyanyi lagi," bisik Evander di telinga Anna.

Sudah lama Anna tak menyanyi lagi. Terakhir kali ia menyanyi saat sebelum menikah. Saat itu Evander melihatnya menyanyi di café.

Evander berdiri dari tempatnya duduk saat mengetahui Rasena dan istrinya menghampirinya. Rasena tertawa lebar dan menepuk lengan menantunya itu. Evander juga menyambut tangan Rica takzim.

Diva dan Devan masih berada di atas panggung. Bersama seorang MC kenamaan, mereka tengah membagikan doorprize kepada para tamu undangan.

"Anna bilang tadi masih ada tamu. Jadi, kau tak bisa datang," ucap Rasena pada Evander.

Anna terpaksa bergeser tempat duduk ke paling ujung dan membiarkan papanya dan Evander bercakap-cakap.

"Dan atas permintaan pribadi Nona Diva Marischa, sebagai kado ulang tahun terindah, ingin kakak tercinta untuk naik ke atas panggung dan membawakan sebuah lagu. Untuk Saudari Annabella Rosalie kami persilakan naik ke atas panggung. Beri, tepuk tangan yang meriah untuk Saudari Annabella Rosalie!" seru sang pembawa acara yang mengejutkan Anna.

Anna hanya datang dan seingatnya orang di rumahnya tak ada yang tahu ia bisa bernyanyi. Anna menatap Evander yang mengendikkan bahunya. Laki-laki itu tersenyum karena keinginannya tadi akhirnya terkabul, mendengar Anna bernyanyi lagi.

CEO'S LADYWhere stories live. Discover now