CHAPTER 56 - Memastikan Kecurigaan

63 9 0
                                    


Entah setan mana yang merasuki tubuhnya hari itu sampai-sampai Anna sudah ada di lobi Winston Hotel siang itu.

Satu jam sebelumnya Evander berangkat dan mencium keningnya. Hal itu membuat Anna semakin curiga. Evander tak pernah melakukan itu sebelumnya.

Dan kalau laki-laki melakukan sesuatu yang di luar kebiasaan, entah hal yang buruk maupun yang sangat baik, maka sebagai perempuan ia wajib curiga. Siapa tahu memang benar apa yang diketahuinya selama ini dari foto-foto laknat yang dikirimkan padanya.

Hal itu pula yang membuatnya melakukan hal paling gila dalam sejarah hidupnya. Membuntuti laki-laki yang saat ini berstatus suaminya sampai ke Winston Hotel.

Namun, saat Anna sampai di lobi, setan yang sepanjang hari tadi menggelayuti pikirannya, terbang entah ke mana. Meninggalkan Anna yang kelihatan seperti orang linglung di lobi hotel.

Sesampainya di lobi Winston Hotel, Anna tak tahu apa yang harus diperbuatnya. Ia tak tahu Evander ada di ruang atau di kamar mana. Bertanya pada resepsionis hotel jelas tak bisa.

Winston Hotel adalah hotel bintang lima dan privasi tamu hotel menjadi hal utama yang harus dijaga. Mereka tak akan membocorkan begitu saja siapa tamu yang menginap pada sembarang orang, meskipun itu orang terdekatnya sendiri.

Akhirnya Anna hanya duduk di kursi paling ujung yang ada di lobi. Kursi dengan sandaran tinggi berwarna hijau yang menghadap ke lorong lift hotel.

Anna tak mungkin mondar-mandir tanpa tujuan di sepanjang lorong atau lobi hotel. Salah-salah ia yang akan diusir atau lebih malang lagi ditangkap sekuriti.

Setelah duduk dan memikirkan lagi tingkahnya siang ini, Anna mulai bisa berpikir lebih jernih. Anna bisa merasakan kalau tindakannya ini sudah lebih bodoh dari yang dilakukan orang paling idiot sekali pun.

Ia tak memikirkan konsekuensinya kalau Evander sampai menemukannya di sini. Jawaban apa yang harus ia berikan. Penjelasan apa yang harus ia sampaikan.

Anna merasa tak mungkin ia hanya menjawab untuk memastikan Evander bersama perempuan lain atau tidak. Itu jawaban paling bodoh yang bisa diberikannya pada Evander.

Anna menyerah. Sebaiknya ia pulang. Sebelum Evander benar-benar menemukannya di sini lebih baik ia menghindari masalah sekarang.

*

*

"Kenapa kau ke Winston Hotel tadi siang?" tanya Evander malam itu pada Anna yang sedang rebahan di ranjang dengan memainkan ponsel di tangannya.

Anna menghentikan gerak jarinya dan menatap Evander tegang. Dari mana Evander tahu kalau ia ke Winston Hotel tadi siang.

"Tahu dari mana?" tanya Anna cemas.

"Rudi melihatmu di lobi," jawab Evander sambil duduk di dekat Anna, "kenapa kau ke sana?" tanya Evander lagi.

Sial, Anna lupa kalau tadi pagi Evander dijemput Rudi. Dan lebih sial lagi Rudi ternyata memergokinya yang duduk di lobi hotel.

Sopir setia itu tentu saja akan melaporkan apa saja yang dilihatnya pada majikannya. Kalau begini jawaban apa yang bisa Anna berikan pada Evander.

Beberapa lama mereka hanya bisa terdiam bertatapan. Evander yang menunggu jawaban Anna dan Anna yang tak tahu jawaban apa yang mesti ia berikan. Bahkan, ujian skripsinya tak pernah membuatnya linglung seperti ini.

"Kau kenapa harus ke Winston Hotel?" tanya Anna balik karena ia tak tahu harus memberikan jawaban apa. Membalikkan pertanyaan tentu lebih aman.

Evander mengeryitkan dahinya mendengar pertanyaan Anna barusan. Hei, bukankah seharusnya ia yang bertanya bukan Anna.

CEO'S LADYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang