•thirtytwo-BANDA NEIRA II•

225 11 0
                                    


-'-
selamat membaca ay!🫀
[SILAHKAN VOTE, KOMEN DAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU]
-'-

-ღ'-selamat membaca ay!🫀[SILAHKAN VOTE, KOMEN DAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU]-ღ'-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hari kelima telah tiba. Sudah banyak wisata yang telah Alina kunjungi dan nikmati pemandangan nya. Berbagai olahan makanan sudah Alina rasakan serta aksesoris-aksesoris juga sudah Alina gunakan. Sungguh, Alina sangat bahagia dan puas menikmati semuanya.

Pulau Hatta menjadi destinasi wisata selanjutnya yang akan Alina kunjungi. Arta dan Violet mengasingkan diri, memilih menghabiskan waktu berdua di tempat lain. Tak lain hal nya dengan Arkan, ia tetap mengunjungi pulau Hatta. Namun, lebih memilih menghabiskan waktu untuk memancing daripada diving bersama kedua anak muda tersebut.

Sudah lima menit sepasang insan itu berada di atas kapal bersama instruktur profesional dan alat-alat diving. Alina sudah lama ingin menyelam bebas di perairan Banda Neira. Melihat ke-indahan bawah laut yang memesona dengan terumbu karang yang masih terjaga dan ke-anekaragaman hayati laut Banda Neira yang sangat menakjubkan.

Alina yang tadinya diam menikmati pemandangan di ujung kapal sontak tersentak ketika Pradipta tiba-tiba datang dan memegang pundak nya.

"Alina yakin mau diving?" Sudah kesekian kalinya Pradipta bertanya. Laki-laki itu tampak ragu sehingga terus memastikan. Bukan apa-apa, Pradipta hanya takut hal buruk terjadi menimpa. Terlebih, kondisi kesehatan Alina yang kurang memungkinkan.

Alina mengangguk mantap. "Yakin dong! Kak Dipta gak perlu khawatir gitu. Sebelumnya Alina juga sering diving bareng ayah. Tapi.. semenjak Alina sakit-sakitan jadi jarang."

"Tapi laut Banda Neira termasuk perairan dalam, Alina. Aku bukan meragukan kamu. Tapi aku takut risiko bakal datang tanpa diminta. Keselamatan kamu lebih penting dari apapun. Meskipun kamu sudah berusaha antisipasi semuanya dan juga minum obat, kita gak tau bencana apa yang datang secara tiba-tiba.."

Alina menghadap Pradipta. Ia menatap lekat manik mata penuh kekhawatiran pria ini dengan senyuman yang menyiratkan bahwa dirinya pasti baik-baik saja. "Aman, Kak. Percaya sama gue. Kak Dipta harus percaya kalau Alina bakal aman dan menikmati diving kali ini."

Pradipta membuang kasar nafasnya, hanya bisa pasrah dan tersenyum simpul. "Oke. Anything for you. Tugas seorang Pradipta akan terus meng-handle dan bertanggung jawab atas semuanya."

Senyuman Alina semakin merekah karena lelaki ini mengerti akan perasaan nya. "Terimakasih banyak, Kak Dipta!"

Pradipta mengacungkan jempol. "Terimakasih kembali, Alinaaa!"

Alina menarik tatapan nya dari wajah tampan Pradipta. Netranya kembali menelisik luas bentang pemandangan yang sangat indah dan sempurna yang ada di depan mata. Kali ini Alina tak kesusahan menyibakkan rambut. Sebab, surai panjang itu terkuncir rapi dengan pita mutiara yang menghiasi.

Tatapan Pradipta tak lepas menelisik luas gadis dengan paras sempurna di sisi kanan. Tanpa disadari, senyuman manis pun tercipta di sudut bibir Pradipta. Sungguh, Alina begitu indah. Sekedar melihat wajah nya saja mampu mengundang kesejukan. Pradipta sempat berfikir, bisakah gadis ini diciptakan untuk menghabiskan waktu bersamanya? Pradipta berjanji, apapun pasti akan ia berikan dan lakukan agar Alina tetap hidup di dunia.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang