•eighteen-PENTAS SENI•

548 44 5
                                    

'ღ'-selamat membaca ay!🫀[SILAHKAN VOTE, KOMEN DAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU]'ღ'-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

''-
selamat membaca ay!🫀
[SILAHKAN VOTE, KOMEN DAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU]
''-

Makan malam antara ayah dan sang putri sudah usai sepuluh menit yang lalu. Banyak cakap diantara mereka. Arkan selalu bertanya bagaimana hari-hari yang sudah di jalani oleh putrinya. Membubuhkan canda tawa dan membicarakan hal-hal yang menarik agar sang putri tak terus murung . Arkan senang jika Alina tersenyum serta menunjukkan tawa gembira.

Seharusnya selepas minum obat gadis itu langsung naik ke atas, menuju kamar dan menghabiskan waktu sampai pagi mendatang. Namun Alina memilih singgah ke ruang tengah, menemui ayah yang sedang berkutat di laptop. Sepertinya Arkan tengah mengerjakan sisa sisa tugas kantor nya.

Alina menarik nafas panjang lalu menghembuskan perlahan. Ia memejamkan mata lamat-lamat sembari meyakinkan diri. Selepas itu memilih duduk di sofa tepat disisi kiri ayah. Menyadari keberadaan sang putri, Arkan pun menoleh.

"Ayah lagi sibuk ya?" Alina basa-basi, ia lihat data kantor menyeruak di layar benderang di atas meja kaca.

Arkan mengernyit. "Enggak, sibuk kenapa  sayang?" Arkan memperbaiki posisi duduk nya, tangannya terulur mengusap surai panjang Alina. "Ada apa sayang? Kenapa?"

Alina berdehem, ia bergeming cukup lama. Isi kepalanya seakan berputar menyusun kata-kata.

"Kenapa, nak? Ngomong aja, gapapa. Anak ayah mau apa?"

"Jadi gini, ayah. Setiap bulan sekolah pasti ngadain acara pentas seni. Sebelum-sebelum nya Alina kan gak pernah ikut. Tapi.. kali ini Alina boleh ikut gak?" Tuturnya hati-hati.

"Kapan, sayang?"

"Besok, dari sore sampai malam acaranya."

Arkan diam. Diam yang membawanya berfikir lebih panjang. Baru kali ini Arkan mendengar sang putri meminta izin untuk hal-hal seperti itu. Sebelum-sebelum nya Alina juga tak pernah mau berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang menurutnya tak berguna.

"Perginya sama siapa?"

"Sendiri sih.." Ucap nya pelan. "Tapi nanti juga ada temen-temen yang lain kok! Ada panitia dan guru-guru juga pastinya."

"Ayah jangan khawatir, Alina bisa jaga diri! Alina juga sehat dan gapapa. Alina gak ngerasa sakit. Alina juga punya temen yang care banget loh, ayah! Alina jamin gak bakal terjadi apa-apa." Alina berusaha keras meyakinkan, menampilkan raut wajah yang bersemangat.

"Ditemenin Pradipta aja ya, nak? Jangan sendiri yaa."

Raut wajah Alina spontan berubah. Perasaan antusias sedetik kemudian memudar. "Sendiri aja gimana, yah? Alina bisa jaga diri.."

Arkan meantap wajah sang putri yang tampak penuh harap. Arkan diam, menimang-nimang permintaan yang cukup sulit baginya. Keterdiaman nya berhasil membawa Arkan ke lamunan yang mengarah pada segala perkataan Arta di pertemuan tadi sore.

DANDELIONWhere stories live. Discover now