•ALINA ARSYADA•

6.9K 462 42
                                    

Kebahagiaan tanpa kesedihan, apakah suatu hal yang dapat Alina rasakan dimasa mendatang? kemungkinan tidak.
dandelion, 02~

'ღ'-selamat membaca ay!🫀[SILAHKAN VOTE, KOMEN DAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU]'ღ'-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

''-
selamat membaca ay!🫀
[SILAHKAN VOTE, KOMEN DAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU]
''-

Orang-orang berfikir gadis yang terlahir dari insiden kesalahan yang tak pernah di inginkan itu tak akan berumur panjang. Keluarga juga sama sekali tidak mengharapkan Alina panjang umur dan menikmati kehidupan dunia hingga saat ini. Toh mereka juga berfikir, hidup pun Alina di dunia hanya menjadi beban orang-orang, penyakit yang Alina derita tak kunjung sembuh, biaya pengobatan yang sangat mahal dan sama sekali tidak menuaikan hasil berupa kesembuhan. Untuk itu, keluarga besar Arkan mengharapkan Alina cepat-cepat menyusul Disa.

Akan tetapi, pada kenyataan nya Alina masih hidup sampai di umur 17 tahun. Alina tetap menjalani hidup dengan segala penyiksaan batin sekaligus penderitaan fisik. Sakit yang tak kunjung sembuh berhasil membuat semangat nya padam. Pasal nya Alina lelah, hidup yang selalu ditemani oleh beragam obat-obatan. Entah sampai kapan ia bisa menjalani hidup dengan damai, tanpa lagi terikat oleh konsep yang berbau medis. Alina juga capek, harus hidup dengan segala kepahitan. Indra pengecap yang tak lagi berfungsi semestinya. Alina mati rasa, makanan yang masuk kedalam mulutnya terasa tak nikmat. Hal tersebut dipengaruhi oleh hari-harinya yang selalu makan obat-obatan pahit. Sudah jelas bukan mengapa Alina ingin memilih usai? Karena kehidupan nya di dunia tak lagi bahagia dan mati rasa.

Gagal jantung. Ya, penyakit itu yang selama ini gadis itu derita. Lahir sebagai bayi prematur membuat salah satu organ nya tak berfungsi semestinya. Hal itu juga dikarenakan kondisi Alina di dalam kandungan yang tidak diperhatikan. Faktor kesehatan ibu yang juga tidak memadai, baik dari segi fisik maupun mental sang ibunda begitu pengaruh terhadap janin.

Alina dalam kondisi kronis. Perawatan dapat membantu, namun penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Alina kerap melakukan terapi demi untuk bertahan hidup. Alina kerap menjalani pengobatan medis dan herbal secara rutin. Dengan itu Alina menjadi kasihan pada ayah, papa Arta sekaligus tante Violet. Melihat mereka yang sangat penuh harap atas panjang nya umur Alina di dunia yang fana. Alina juga kerap pasrah dengan penyakitnya. Kalau tidak karena mereka, Alina tidak akan mau mencoba untuk sekuat ini. serangan jantung yang secara tiba-tiba, tak mengenal waktu bahkan tempat.

Keseharian nya di masa SMA juga tak memiliki kenangan indah. Alina enggan beradaptasi dan bersosialisasi sebagaimana mestinya dengan anak-anak di sekolah. Ia menutup diri rapat-rapat, hidup damai tanpa memiliki teman. Kecerdasan dan kepintaran yang diturunkan dari sang ibunda juga tak ia pancarkan, Alina melebur segala hal yang ia bisa dalam-dalam. Bakat melukis yang tiada arti, lukisan tersebut hanya di apresiasi oleh dirinya sendiri.

Alina lemah, sekaligus lelah. Kewalahan mengontrol diri dan terus-terusan mencari cara agar Tuhan mengabulkan doa nya untuk ikut menyusul bunda yang sudah bahagia di surga. Gadis itu selalu merindukan Disa. Dari lahir hingga di usia remaja ia tak bisa merasakan bagaimana rasanya kasih sayang seorang ibu. Alina sulit mengobati rindu yang sama sekali tak bisa terobati. Terlebih di umur nya yang sekarang Alina sangat mengerti dengan kondisi. Saat mengetahui suatu fakta yang sempat tertutup rapat-rapat.

DANDELIONWhere stories live. Discover now