•seventeen-PERSIAPAN•

609 55 6
                                    

'ღ'-selamat membaca ay!🫀[SILAHKAN VOTE, KOMEN DAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU]'ღ'-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

''-
selamat membaca ay!🫀
[SILAHKAN VOTE, KOMEN DAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU]
''-

Panggung rigging sudah tegak cukup sempurna. Beragam hiasan indah menambah kesan kemeriahan acara pentas seni sebelum menghadapi ujian. Biasanya pentas seni bulanan tiap sekolah akan di adakan selepas ujian, namun berbeda dengan SMA Tribakti yang selalu mengadakan nya tiap menyambut ujian, dengan alibi sebagai pembuka ujian dan menambah kesan semangat para murid.

Seorang Abidzhar Saskara berdiri disana dengan gitar listrik yang terselempang di depan dada. Laki-laki itu terlihat keren dengan gayanya, badan serta rupa juga mendukung. Abi reflek mengibas rambutnya yang basah akibat peluh yang bercucuran. Cuaca hari ini terik, menembus langsung tubuh mereka yang sedang berada di ruangan terbuka.

"Jadi kita tampil di urutan ke tiga kan? Setelah tari?" Abi bertanya pada adik kelas nya yang tampak sibuk mengkerahkan para partisipan.

"Oit Bas!" Teriak Abi. Yang benar saja, Baskara mengacuhkan nya.

"Eh, iya. Gimana bang?"

Abi menghela nafas. "Band udah pasti di urutan ketiga kan ?"

"Iya bang, selepas tari. Oh iya, Durasi band cuma dapet 20 menit aja ya bang."

"Sigkat banget sih itu." Sahut Zaidan.

"Tau tuh, belum lagi ntar encore." Imbuh Kenzo.

"Ya gimana bang, waktu nya terbatas banget. Itu aja udah di cuil-cuil dikit dari durasi performance klub lain."

"Tambah lagi dong." Lian menawar.

"Duh, udah mentok bang." Wajah Baskara tampak memelas, seakan kelelahan. Bukan cuma band saja yang minta waktu tambahan, klub-klub lain juga ikut menawar.

"Kalau tanpa sengaja durasi nya ngaret gimana tuh?" Kini Abi yang kembali berbicara.

"Ya, diusahakan jangan ngaret bang, hehe." Baskara terkekeh canggung, seraya menatap bergantian kelima kakak kelas nya.

Abi menarik nafas panjang. "Okedeh, thanks ya."

"Iya bang," Jawab Baskara. Laki-laki itu beralih memandang orang-orang yang ikut serta dalam acara ini dari atas panggung. "Kita break dulu! Selepas sholat jumat kumpul lagi disini!"

Abi melepas gitar listrik itu, menyandarkan nya di ujung panggung. Netranya menelisik, hingga berakhir pada sosok laki-laki yang tengah duduk bersandar di tiang panggung.  "Yo! Lo disini aja kan?"

"Yoi bang!"  Dia Geyo, adik kelas Abi dan juga satu klub musik dengannya.

"Liatin bentar gitar gue ya?!"

"Siap bang!" Geyo mengacungkan jempol tinggi-tinggi. Setelah mendapat kepastian Abi turun dari panggung dengan melompat. Ia berjalan membelah lapangan, menembus teriknya cahaya matahari yang sudah di ujung tanduk.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang