Epilog

16 7 0
                                    

Empat tahun berlalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Empat tahun berlalu. Solar Beans masih berdiri dengan kokohnya. Kedai yang dulu hanya berisi beberapa kursi kini tampak semakin melebarkan sayapnya. Pun dengan para pegawai yang kian bertambah.

Geandra kini disibukkan dengan tugasnya sebagai asisten seorang pelukis yang sudah memiliki namanya. Baginya, mendapatkan tawaran untuk terus belajar, terlebih dari sosok yang cukup dikaguminya itu merupakan sebuah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan olehnya.

Yuda masih bertahan mengelola Solar Beans. Kali ini dengan bantuan Ares dan Mario yang membantunya untuk urusan pembukuan juga pemasaran. Salah satu faktor mengapa sayap dari kedai itu semakin membentang.

Jovano dipaksa oleh sang ayah untuk terjun dalam urusan bisnis keluarganya. Memilih untuk kembali ke rumahnya karena percuma untuk menetap dalam hunian apartemennya jika seorang diri. Pun jarak tempuh yang lebih jauh itu selalu membuatnya hampir tertidur saat menyetir.

Annora pun menemukan jalannya. Gadis itu kini menyandang status sebagai staf keuangan pada bisnis yang juga dikelola oleh Jovano. Lelaki itu yang menawarkannya.

"Lo kenapa nggak mau kenalan sama temen gue?" protes Jovano. Annora pikir tujuan dari lelaki itu memanggilnya ke ruangan itu adalah untuk berdiskusi tentang bisnis yang dipegangnya itu.

"Maaf, Pak. Ini saya masih harus selesaiin laporan bulanan, saya permisi dulu."

"Nggak. Jawab dulu." Jovano menghalangi langkah Annora. Tidak mengizinkan karyawannya untuk melanjutkan tugasnya, sebelum pertanyaannya terjawab.

"Ya, gue lagi nggak mau, No. Udah, deh, minggir. Ntar gue dimarahin sama Bu Yura."

Empat tahun berlalu. Namun sesal Annora masih tersisa.

Empat tahun berlalu. Namun rindu pada lelaki itu kian tinggi tumbuhnya.

Empat tahun berlalu. Namun rasanya, Annora masih pada tempatnya. Masih menunggu kembalinya sosok Harsha.

Gadis itu ingin melangkah. Namun, rasanya pijakannya telah hilang. Seolah dikelilingi oleh jurang penuh sesal.

"Lo... kenapa nggak bilang, No?" tanya Annora saat tangannya hampir menyentuh gagang pintu. Ia mengingat kembali isi dari surat yang baru saja ia baca semalam. Surat yang semakin memperdalam sesalnya.

"Kenapa nggak bilang kalo Harsha pernah suka sama gue," lirihnya.

Sungguh. Annora sangat ingin menahan air matanya. Tidak ingin menjatuhkannya di ruangan sang atasan.

"Sorry. Saya izin melanjutkan tugas saya."

"Ra, kenapa lo baru sadar kalo Harsha sepenting itu buat lo pas dia udah pergi?" Pertanyaan dari Jovano berhasil membungkamnya. Semakin menambah sesal yang sudah menumpuk di dadanya.

Benar, mengapa dirinya lebih dibutakan dengan perasaan semu pada Mario dibanding Harsha yang terus menemaninya?

Benar, mengapa dirinya lebih dibutakan dengan perasaan semu pada Mario dibanding Harsha yang terus menemaninya?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Whisper of the Silent Hearts [Completed]Where stories live. Discover now