Chapter 22 : Letnan Dua tanpamu

16 2 0
                                    

Assalamualaikum...

Tinggalkan jejak dengan vote dan coment, follow jika berkenan!

Happy reading!

Pagi yang terasa sejuk memulai aktifitas dengan perasaan riang gembira, terutama para taruna yang hari ini akan di wisuda dan pelantikan sebagai perwira setelah empat tahun menempuh pendidikan. Tentu bukan hal yang mudah untuk dilalui, bersamaan dengan rasa syukur dan senang dalam menjalani, semua menjadi terasa lebih mudah. Rasa syukur dapat melalui seluruh tahapan masa pendidikan yang melelahkan, hingga dapat meraih pelantikan yang diimpikan.

Di hamparan Lembah Tidar nan perkasa, seorang peraih Adhi Makayasa taruna Akademi Angkatan Laut, hari ini resmi menjadi perwira angkatan laut dengan pangkat Letnan dua Laut (P) Araka Argareksa Harwinata S.Tr.Han. Tanda pengabdian untuk setia pada NKRI telah ia dapatkan, waktu yang tak singkat demi terbentuknya semangat juang perwira demi melindungi negara tercinta.

Seusai penyematan tanda pangkat, para perwira yang sudah dilantik itu berbaris, mempersiapkan diri bertemu dengan keluarga dan sanak saudaranya yang telah lama tak jumpa. Setelah dipersilahkan, seluruh keluarga berbondong bondong turun tribun dan langsung mencari keberadaan si kebanggaan. Letda Raka di situ hanya bisa terdiam dengan pandangan berkelana mencari keluarganya karena tidak diperkenankan untuk memanggil.

Setelah tak lama harus berdesak-desakan, akhirnya netra Letda Raka terpaku pada seorang ibu berkebaya biru bersama putrinya yang memegang buket bunga. Linara dan Laras.

"Masyaallah Raka." tepat di hadapan putranya, ia hanya bisa berkata lirih. Letda Raka berhormat pada ibunya, lalu bersimpuh mencium kakinya, lalu memeluknya dengan erat menuntaskan rindu setelah beberapa bulan tidak bertemu.

"Bunda rindu, tapi sekarang rindu Bunda tuntas karena Bunda sekarang udah bisa peluk kamu lagi, nak,"

"Bunda bangga, bangga sekali. Jadi prajurit yang baik ya, nak, jaga negara ini dengan hati seluas samudera. Ayah di surga pasti turut bangga putra kesayangannya berhasil."

Tak lupa dengan Laras, ia memberikan buket bunga sebagai tanda apresiasi pada adiknya, disusul Letda Raka yang memeluknya dengan erat. "Selamat ya, Kakak bangga sama kamu." kata Laras seraya mengelus lembut punggung adiknya.

Setelah itu, ia membuka pelukannya, mempersilahkan Linara untuknya peluk bersama Laras.

"Raka bangga, punya dua wanita hebat seperti Bunda dan Kakak. Suksesnya Raka karena ada doa Bunda dan Kakak yang menyertai setiap langkah sampai Raka bisa menggapai semua yang jadi impian Raka." ia terharu sekaligus diiringi rasa bahagia. Bahagia telah mencapai titik sebesar ini dengan jalan berliku sebelumnya, dua orang yang selalu ia hubungi jika merasa lelah, dua orang yang selalu ia ingat saat direndam rasa malas, dua orang yang selalu menjadi alasan mengapa ia harus kembali berlari mengejar yang ia impikan agar menjadi sebuah kenyataan.

"Widih ada Letnan baru nih!" celetuk seseorang yang membuat sesi berpelukan itu usai, berganti dengan seorang laki laki memeluk Letda Raka dengan brutal.

"Gila bro! Teman gue Tentara!"

"Leo, saya sesak." mendengar itu, seketika Leo melepaskan pelukan maut itu, sembari cengengesan, ia berkata, "Ya sorry, namanya juga seneng, excited!'

"Ke pinggir yuk, yang lain udah nunggu," ajak Leo diangguki dan mulai melangkah menuju pinggir lapangan untuk menemui yang lain.

Promise (ON GOING)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora