Chapter 10 ; Ngurus berkas

13 4 0
                                    

Assalamualaikum...

Tinggalkan jejak dengan vote dan comment, follow jika berkenan!

Happy reading!

Arditto

Bro, lo di mana? Ayo sekarang.

12.24

Otw.

12.24

Setelah membalas pesan dari Ditto, Raka langsung tancap gas setelah keluar dari pekarangan rumah April. Ia mengendarai motornya lumayan ngebut, takut terlambat, takut macet. Apalagi janjiannya sama Ditto, harus on time!

Saat ia di jalan, ia melihat seorang nenek-nenek bertongkat dan seorang anak kecil di sampingnya. Mereka terlihat melirik-lirik ke kanan dan kiri jalan tanpa berpindah dari situ. Melihatnya, Raka langsung membelokkan stang motornya ke pinggir jalan kemudian ia menghampiri nenek dan anak kecil itu.

"Permisi nek, nenek sama adeknya mau nyebrang?" ucap lelaki itu mengawali. Nenek itu menoleh sekilas, lalu mengangguk sebagai jawaban.

"Saya bantu ya nek," tawarnya dengan senyum tulus yang tak memudar.

Raka melangkah maju turun ke jalan seraya merangkul pundak nenek itu. Lalu, tangan kanannya terulur untuk menyetop para pengendara yang terus menerus berlalu lalang. Saat sudah sampai di sebrang jalan, mereka terhenti dan saling berhadapan. Kemudian, nenek itu berucap, "Terimakasih ya bli. Semoga, kebaikanmu dibalas dengan yang lebih baik oleh tuhan," katanya. Raka tak mampu mengulum senyum, lalu ia menjawab, "Aamiin, sama-sama nek."

"Terimakasih kakak ganteng!" celetuk anak kecil itu. Lantas senyum Raka semakin merekah, hingga terlihat deretan gigi rapinya. "Sama-sama anak cantik." pujinya sembari mengusak rambut anak itu.

"Adek siapa namanya?" tanya Raka. "Yola, kak." sahutnya, lantas Raka mengangguk dan kembali merekahkan senyumnya.

"Kalau begitu, saya pamit ya nek. Ada urusan hehe." katanya, lalu ia mengambil tangan kanan nenek itu dan mencium punggung tangannya. Netranya beralih menatap Yola, ia jongkok untuk menyetarakan tingginya dengan Yola. "Kakak pamit ya. Doain urusan kakak lancar," pintanya, dan di'aamiin'kan oleh keduanya.

"Semoga kita ketemu lagi ya kak." Raka tersenyum, lalu mengangguk antusias. "Pasti."

Setelah itu, ia beranjak pergi. Ia kembali menyebrangi jalan untuk mengambil motornya dan kembali melaju ketempat tujuannya. Pasti Ditto sudah menunggu sangat lama.

Sesampainya, ia langsung disambut wajah garang milik Arditto. Ia pasti akan mengomel karna Raka telat datang.

"Ke mana aja lo?" tanya Ditto. Bibir Raka seakan kelu sulit mengeluarkan kata-kata. "Gak ke mana-mana To. Di jalan macet." jawabnya.

Ditto terlihat pasrah dan percaya-percaya saja. Toh jika ia mengomel akan lebih banyak membuang waktu.

"Ayo, lo mau sampai kapan berdiri gini?"

"Muka lo jelek banget ditekuk kaya gitu." sambungnya. Otomatis Ditto membuang pandangannya ke arah asal. Ia mengumpat dalam hati "Anjing lo."

"Masuk," titah ditto. Kemudian keduanya melangkah masuk ke dalam rumah Regantara family.

Nuansa sunda dan bali yang cukup terasa, tembok berwarna putih yang menyatu dengan warna barang-barang di sekelilingnya yang dominan berwarna hitam. Berbagai piala dan piagam terjajar rapi di lemari kaca, foto-foto yang terpasang sempurna di dinding rumah dengan senyum bahagia yang selalu terpancar.

Promise (ON GOING)Kde žijí příběhy. Začni objevovat