Chapter 3 ; Bertemu.

38 4 0
                                    

Hai, kembali lagi kita....

Tinggalkan jejakmu dengan vote dan coment!

.

.

.

.

.

Happy reading!

"Masyaallah." ungkapan itu keluar dari mulut Raka yang masih mampu terdengar Laras yang tepat berada disampingnya. 

"Heh!" reflek Raka menutup mulutnya dengan tangan. "Kepencet," katanya. 

Tak lama, gadis itu menghampiri dan terenggun menatap laki-laki yang ada dihadapannya saat ini. 

"Kenalin, anak gadisku, April." kata Reni sembari merangkul anaknya.

Ohh, gak kenal. Batin Raka.

Gadis yang diketahui bernama April lantas menghampiri Linara untuk menyalaminya, tak terlewatkan Kak Laras. Kepada Raka, April hanya mangut-mangut seraya tersenyum tipis.

"Salam kenal ya, aku Laras." katanya memperkenalkan. April membalasnya dengan anggukan pelan dan sedikit tawa. "Iya Kak Laras, salam kenal, aku April."

"Masuk yuk, diluar dingin nih, aku udah siapin makan malam buat kita semua, yuk." ajak Reni seraya menarik pelan lengan Linara. Keduanya mulai melangkah memasuki rumah keluarga Reni, diikuti oleh Kak Laras yang menggandeng April, dan Raka yang berjalan sendiri.

Mereka mulai masuk ke dalam rumah, bangunan ini terlihat mewah dan elegant. Dengan ornamen dan motif Bali cukup terasa dirumah ini. Disamping pintu ruangan terdapat guci yang ukurannya cukup besar. Tak lupa rangkaian ayat kursi tertampang saat pintu utama terbuka.

Langkah mereka terhenti dimeja makan dan mulai mendudukan tubuhnya dikursi. Kecuali Linara dan Reni dihadapannya sudah dihidangkan makanan khas Bali yang pastinya halalan toyyiba. Tak lupa pula makanan khas bandung yang tersedia dimeja. 

"Banyak banget, kamu sendiri yang masak?" tanya Linara.

"Pastinya engga. Dibantu anakku." kata Reni. 

Tak lama, seorang pria gagah dengan balutan seragam polisi datang menghampiri. Dia adalah Brigjen pol Irawan. Suami dari Reni ini adalah perwira tinggi kepolisian. Dengan lambang pangkat 1 bintang. 

"Rame ya, sampai saya salam saja gak terjawab," ujar Brigjen Irawan.

"Hehe." sang empu yang merasa tersindir hanya bisa cengengesan. "Iya maaf, waalaikumussalam." 

"Udah dari tadi salamnya juga." balas Irawan, membuat semua yang disana sedikit tergelak.

Ini kalo ketawa dosa gak sih? Gak kuat. Batin Raka.

Masalahnya gue udah ketawa dikit. lanjutnya dalam hati.

"Ini mba Lina toh?" tanya Irawan.

Sang empu yang terpanggil lantas tersenyum sekaligus mengangguk kecil, "Iya, saya Lina, Wan."

"Siapa nih? Printilanmu?" Seluruhnya dibuat tertawa karena pertanyaan yang dilontarkan Brigjen Irawan. Raka dan Laras lantas berdiri.

"Iya ini printilanku. Ini si sulung, namanya Laras. Yang bungsu namanya Raka." ujar Linara memperkenalkan. 

"Masa kita disebut printilan Kak," bisik Raka kepada Laras.

"Senyumin aja, salamin," titah Laras. Raka mengangguk kemudian keduanya beralih menghampiri Irawan untuk menyalimi punggung tangannya, membuat sang empu tersenyum hangat. 

Promise (ON GOING)Where stories live. Discover now