Chapter 1 ; Awal yang manis

76 10 0
                                    

Aku tak perlu bahasa apapun
Untuk mengungkap aku cinta kamu
Aku tak pernah beristirahat
Untuk mencintai kamu sesuai janjiku

~Melly Goeslow

2008.

Disore hari nan sejuk, dan langit yang kian lama semakin memunculkan keindahannya, dua anak manusia itu kini masih berlarian ditaman. Mereka berlari tak tentu arah. Seorang anak Laki-laki itu mengejar teman perempuannya yang sedang berlari mengejar sesuatu.

"Lia hati-hati!" teriak Arga ketika Lia berlari mengejar seekor anak kucing didepannya.

Lia terlihat acuh seperti tidak mendengar perkataan sahabatnya itu. Lia berlari mengelilingi ayunan, trampolin, perosotan, dan wahana bermain lainnya hanya demi mendapatkan seekor anak kucing dengan warna bulu blasteran orange dan putih.

Tak lama, aktivitas mereka terhenti, tubuh mereka membungkuk dan bertumpu dengan lutut satu sama lain sembari menetralkan napasnya yang memburu. "Yah, kucingnya kabur, Kak!" ujar Lia. sorot matanya terlihat mulai lesu karena anak kucing itu kini tak terlihat entah pergi kemana.

"Mending kita duduk dulu dibangku situ, Li," tawar Arga sembari menunjuk bangku yang berada disekitar mereka. Lia mengangguk sebagai jawaban. Mereka berjalan beriringan menuju bangku tersebut dan duduk berdampingan.

Keheningan menyapa mereka berdua. Lia masih diam saja sembari menunduk. Sepertinya ia masih memikirkan anak kucing yang tadi tidak berhasil ia tangkap. Merasa kasihan, Kini Arga mendekatkan duduknya dengan Lia. "Udah jangan sedih. Nanti aku cariin kucing kaya begitu. Ya? Atau gak, aku beliin deh," celetuk Arga. Lia menghela napas pelan setelah itu mengangguk sebagai jawaban.

Keduanya kembali hening, Arga masih dengan memandang Lia yang sedang terdiam entah sedang memikirkan apa. Cukup lama Arga memandanginya, hingga Lia tersadar dan langsung menoleh ke arah Arga. Alisnya terangkat seakan bertanya kenapa? otomatis sang atma yang dipandang balikpun mengedarkan pandangannya kearah asal.

"Kakak ngeliatin aku, kenapa?" mampus! kini Arga bingung harus menjawab apa. Ia menjadi gugup. Sungguh.

"Engga, itu, aku cuma mau nanya, cita-cita kamu di masa depan itu apa?" alibi Arga, supaya Lia tidak berpikiran atau menanyakan hal macam-macam soal tatapan padanya tadi.

"Aku pengen jadi dokter! Aku pengen sembuhin orang-orang yang sakit. Nanti kalo Kakak yang sakit, aku bisa sembuhin Kakak." jelas Lia. Arga hanya mengangguk sebagai jawaban.

Promise (ON GOING)Where stories live. Discover now