Chapter 20 : "Promise" katanya.

15 2 0
                                    

Assalamualaikum...

Tinggalkan jejak dengan vote dan coment, follow jika berkenan!

Happy reading!

Kini keduanya sudah sampai di sebuah mall terkenal di kota Denpasar. Mereka menyusuri setiap sudut dan berhenti ketika melihat barang yang lucu.

"Kak, kacanya lucu banget!" gadis itu langsung menarik lengan baju Raka dengan tergesa-gesa. Ia berdecak kagum saat melihat banyak sekali barang-barang yang lucu dan terasa ingin memilikinya.

Tangannya terulur mengambil kaca berbentuk Hello kitty itu, ia mengambil ponselnya dan membuka aplikasi kamera. Ia langsung mengarahkan kamera itu ke depan kaca mini, menarik lengan Raka agar lebih dekat, lalu memencet icon bulat putih untuk mengambil gambar.

Setelah itu, ia langsung menyimpan kembali di tempat asalnya. Ia kembali beranjak, disusul oleh Raka di belakangnya.

"Gak kamu beli?" ia bertanya, dibalas gelengan ringan dari April.

"Gramedia kak!" gadis itu langsung menarik lengan baju Raka, berjalan cepat sebab terlalu excited. Raka harus siap menuruti ke manapun April mau.

Di toko buku itu, keduanya berlalu lalang ke sana ke mari mencari buku yang dicari. Sesekali, Raka mengambil foto ketika April sedang melihat-lihat buku di rak. Ia tersenyum tipis melihat hasil jepretannya.

"Kak, buku ini kayaknya bagus buat lo." ia menoleh ke samping, melihat Raka yang masih setia tersenyum ke arah ponselnya.

masih melihatnya beberapa saat, sampai akhirnya gadis itu menghampiri Raka, sedikit meloncat karena laki-laki itu terlalu tinggi. "Lihat apa sih kak?"

"Astagfirullah!" hampir saja ponsel itu terlepas dari genggamannya.

"Cih foto cewek, sama aja lo kaya cowok-cowok lain." ia langsung beranjak meninggalkan Raka dengan wajah masam.

Sampai di meja kasir untuk membayar buku-buku yang akan ia dibeli, gadis itu tetap teguh mendiamkan Raka, membuat bingung bagaimana cara membujuknya. Saat selesai melakukan pembayaran, tangan Raka terulur berniat membantu April untuk membawa plastik berisi buku tersebut tapi ditepis kasar oleh gadis itu.

Gadis itu berjalan dengan cepat, tak peduli Raka yang berusaha mengejarnya.

"Pril," ia masih berusaha menggenggam tangan April, membuat gadis itu berhenti dari langkahnya.

"Apa?!" tanya gadis itu.

Raka terkekeh pelan, lalu menunjuk toko eskrim yang tak jauh darinya. "Ke sana dulu mau? Saya tau kamu sedang emosi, butuh eskrim untuk meredakan." tanpa banyak berpikir, April berjalan menuju toko eskrim itu meninggalkan Raka yang masih setia memandangnya dengan senyum.

Saat sadar tidak ada lagi suara langkah kaki itu, April menoleh ke belakang. Ia melihat Raka yang masih setia tegak berdiri lumayan jauh masih dengan senyumannya. "Kak, ayo!" ia berteriak hingga membuyarkan lamunan laki-laki itu. Dengan semangat, ia berlari menghampiri April, kemudian beriringan menuju toko eskrim.

[•••]

"Nih," laki-laki itu menyodorkan eskrim rasa strawberry pada gadis di depannya.

"Makasih."

Raka masih terdiam seraya memakan eskrimnya, sesekali melirik April yang dengan syahdu menikmati kesukaannya di tengah cukup ramainya mall saat ini.

"Yang ta--"

"Gak usah dibahas," sela gadis itu, ia tau apa yang ingin Raka bicarakan.

"Saya cuma gak mau ada salah paham."

Promise (ON GOING)Where stories live. Discover now