Chapter 2 ; Tentang cita-cita.

42 5 0
                                    

Assalamualaikum, Halo, balik lagi sama aku. 

Just call me Nanas/Anas. Jangan Thor. Aku bukan Thor gays, gapunya palu. Haha.

Happy reading!

>>><<< 

Sore hari yang cerah, Raka bersender pada kepala ranjang seraya menyeruput susu coklatnya. Hari yang cerah dan full senyum. Ia memainkan ponselnya seraya senyam-senyum sendiri melihat postingan yang baru saja diunggah oleh admin akun instagram SMA TUNAS BANGSA. 

"Ih anaknya bunda ganteng banget, pinter lagi, masyaallah." ucap Raka.

"Pede amat jadi orang!" celetuk Kak Laras yang langsung nyelonong masuk kekamar adeknya. 

"Allahuakbar! Kak! kebiasaan banget kalo masuk kamar aku suka gak pake salam, langsung nyelonong masuk. Gimana kalo orangnya lagi ganti baju?" sahut Raka. Justru Kak Laras malah memasang eskpresi wajah tanpa dosa yang membuat Raka semakin kesal. Kak Laras tidak menghiraukan itu, ia menghampiri Raka yang masih menatapnya penuh amarah.

"Kakak mau nanya," katanya sembari mendudukan tubuhnya di samping Raka.

"Kan kamu udah lulus, ka, mau lanjut kemana? mau kuliah kan?" sambung Kak Laras.

Jujur Raka bingung harus menjawab apa. Mendadak lupa kalau dirinya sudah lulus dari SMA. 

"Jujur aku gak mau kuliah , Kak." jawab Raka apa adanya.

Kak Laras cengo dengan penuturan Adiknya. Bisa-bisanya adik satu satunya ini gak mau kuliah.

"Kenapa gak mau? Mau jadi apa kamu teh atuh?" tanya Kak Laras lagi.

Raka yang cukup kesal, lantas menjawab, "Kamu nanyeak? Kamu bertanya-tanya?" yang malah membuat tangan Kak Laras melayangkan pukulan di bahunya. "kamu teh kalo ditanya, jawab yang bener. Bukannya malah kaya gitu. Ngikutin siapa sih?" oceh Kak Laras, sementara adiknya hanya menyengir sembari mengaduh.

"Iya maaf, abisnya Kakak juga ngeselin. masuk kamar aku gak pake salam, langsung masuk." sosor Raka.

"Iya maaf, gak ngulang lagi kaya gitu."

"Ok back to topic," ujar Kak Laras. 

"Kamu kenapa gak mau kuliah?" tanya Kak Laras sekali lagi. 

"Bukannya gak mau sih, cuma gak mau aja." jawab Raka dengan enteng, pukulan season 2 melayang di pahanya. 

"Sama aja kampret! Yang bener atuh ditanya teh, ih, emosi lama-lama."

Raka sudah mulai menyerah, bukan karena apa-apa, tapi karena pukulan yang dilayangkan Kakaknya itu tak main-main. perih dan panas bercampur menjadi satu. "Iya, Kak, udah, sakit. Aku gak mau kuliah karena aku masih punya mimpi untuk jadi abdi negara kaya Ayah." terang Raka.

Kak Laras terenggun mendengar impian adiknya. memang sudah lama sekali kalimat itu tak diucapkan lagi, Kak Laras kira, ia sudah lupa, dan memiliki cita-cita yang baru. Ternyata tidak cuy.

"Kamu ternyata masih sama cita-citanya dari kecil. Bener mau jadi tentara kaya Ayah?" Raka mengangguk cepat. "Aku masih setia dimimpi itu." 

"Dan aku percaya aku bisa gapai mimpi itu. In syaa allah." lanjutnya.

"Kamu gak takut kayak Ayah?"

Promise (ON GOING)Where stories live. Discover now