Chapter 14 ; Ternyata

16 4 0
                                    

Assalamualaikum...

Tinggalkan jejak dengan vote dan comment, follow jika berkenan!

Happy reading!

Di hari sabtu pagi, tepatnya pukul lima lewat beberapa menit, Raka sudah siap dengan pakaian olahraganya. Ia beranjak mengambil ponselnya yang tersimpan di atas meja belajarnya. Jari itu bergerak ke sana ke mari lalu mengangkat ponsel itu ke dekat telinganya.

Sudah ke sekian kalinya ia menelfon, namun panggilan itu tak kunjung dijawab. Ia yakin bahwa si pengguna masih terlelap.

Tak menyerah, ia kembali menelfon sampai dua kali, dan ditelfon ketiganya, panggilan itu akhirnya terjawab.

"Halo, ini siapa? Tukang paket ya?" suara serak khas bangun tidur itu mengudara dari speaker ponsel.

"Saya Raka, bukan kurir paket." jawabnya, membuat yang di seberang sana terkejut.

"INI KAK--"

"Iya. Udah, jangan teriak-teriak telinga saya sakit dengarnya,"

"Yaa sorry, lo ngagetin sih kak," belanya.

"Udah siap?" tanya Raka, sementara April menjadi bingung. "Siap apa kak?"

"Katanya mau ikut binsik, gimana sih?"

"OH IYA, BENTAR KAK GUE SIAP-SIAP DULU, LO JUGA SIAP-SIAP YA," mendengar itu, rasanya kepala Raka akan pecah sekarang juga, tentu akibat dari suara nyaring itu. Dengan gerak cepat, Raka menghindarkan ponsel itu dari telinganya.

"Iya, sebentar lagi saya jemput, kamu jangan lama-lama," April mengangguk walau tak terlihat, ia menjawab, "Iya kak, hati-hati," pungkasnya, lalu memutuskan sambungan telfon.

April beranjak dari kasurnya dengan tergesa-gesa, ia mengambil bajunya lalu berlari ke arah kamar mandi. Ia baru keluar setelah lima belas menit membersihkan dirinya.

Tak sampai di situ, ia beralih duduk di depan meja rias untuk mengeringkan rambutnya dan memakai skincare. Dirasa sudah beres, ia mengambil barang-barang penting yang akan ia bawa, lalu beranjak keluar dari kamarnya.

Saat ia masih sibuk menuruni tangga, ia memanggil Reni berulang-ulang, namun tidak ada jawaban dan sahutan darinya. Ia mulai menerka-nerka di mana Reni berada.

Langkah kakinya berlanjut ke arah dapur. Karna pagi-pagi begini, Reni masih sibuk menyiapkan sarapan, dibantu oleh Bi Ayu.

"Selamat pagi, mama." katanya seraya mengecup kilat pipi kanan Reni.

Promise (ON GOING)Where stories live. Discover now