Chapter 15 ; Akhir cerita kita

17 3 0
                                    

Assalamualaikum...

Tinggalkan jejak dengan vote dan comment, follow jika berkenan!

Happy reading!

Drrtt drrtt

Suara dering handphone membuyarkan suasana. Dengan cepat Raka mengambil ponselnya, lalu mengangkat panggilan telfon dari Laras.

"Assalamualaikum, kenapa, kak?"

"Waalikumussalam, Raka, kamu bisa susul kakak ke Hotel Mercury?" Raka bingung, "Ngapain kak?"

"Jangan banyak tanya dulu, Raka. Yang penting kamu secepatnya ke sini. Kakak tunggu banget, urgent,"

"T-tapi kak..."

"Raka! Tolong..." lirih wanita itu.

"Iya kak, aku otw ke sana," pungkasnya, lalu memutuskan sambungan telfon itu.

"Kak Laras ya?" tanya April.

"Iya, saya antar kamu pulang dulu ya,"

"Gue ikut kak, nanti telat kalau kakak antar gue dulu," katanya. Raka mengangguk sebagai balasan. Keduanya berlari kecil menuju parkiran, lalu beranjak pergi ke tempat Laras berada.

Entah mengapa jantung Raka kian detik semakin berdegup kencang. Perasaannya berubah, ia takut Laras tidak dalam keadaan baik-baik saja.

Di belakangnya, April merasa Raka agak berbeda semenjak ditelfon Laras. Laju motornya semakin kencang.

"Kak," walau samar-samar, ia masih bisa mendengar suara itu. Kepalanya agak sedikit mundur agar suara April lebih terdengar.

"Tenang, kak. Jangan terlalu ngebut, gue takut," katanya, Raka menghela napas pelan, lalu sedikit memelankan laju motornya.

"Maaf," April tersenyum, lalu membalas, "Iya kak, gapapa, gue ngerti lo panik. Tapi jangan sampai lupa keselamatan kita, kak." Raka mengangguk, mengucap istigfar berulang kali dalam hati, guna menenangkan dirinya.

Tak berlama-lama keduanya menyusuri jalan, hingga sampai di hotel yang ia tuju. Raka merogoh saku celananya untuk menelfon Laras.

"Assalamualaikum kak, kakak di mana?"

"Waalaikumussalam, kakak di loby, masuk aja," balasnya. Dengan gerak cepat, Raka mematikan sambungan telfonnya, beralih menggenggam tangan April supaya tidak tertinggal. Ia melakukannya tanpa sadar.

"Tangan yang lo pegang, tapi hati gue yang hangat, kak," desisnya dalam hati.

Keduanya bergerak cepat memasuki hotel, netranya berkelana ke sana ke mari mencari keberadaan Laras. Hingga akhirnya ada seorang wanita berpakaian hitam formal, senada dengan hijabnya, memanggil nama Raka.

Promise (ON GOING)Where stories live. Discover now